> >

Taliban Resmi Mengatakan Ingin Hubungan Bersahabat dengan Amerika Serikat

Kompas dunia | 31 Agustus 2021, 23:17 WIB
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan Taliban ingin hubungan bersahabat dan diplomatik dengan Amerika Serikat. (Sumber: Straits Times)

KABUL, KOMPAS.TV - Taliban menyerukan hubungan persahabatan dengan Amerika Serikat (AS), dan mengindikasikan mereka hampir mengumumkan rincian pemerintahan baru hanya beberapa jam setelah tentara AS terakhir terbang keluar dari Kabul untuk mengakhiri perang 20 tahun, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (31/8/2021).

"Emirat Islam menginginkan hubungan yang baik dan diplomatik dengan Amerika," kata Zabihullah Mujahid, juru bicara utama Taliban kepada wartawan hari Selasa (31/8/2021) dari Bandara Internasional Hamid Karzai, yang merupakan tempat terakhir di bawah kendali AS.

Perang terpanjang AS itu merenggut nyawa hampir 2.500 tentara AS dan 240.000 warga Afghanistan, serta menelan biaya sekitar 2 triliun dolar AS.

Para pemimpin kunci Taliban melakukan perayaan kemenangan simbolis dengan berjalan melintasi landasan pacu untuk menandai kemenangan mereka.

Namun kelompok Taliban menghadapi sejumlah tantangan baru untuk memperkuat kontrolnya di negara itu.

Mujahid menambahkan, pertemuan tiga hari Dewan Kepemimpinan Taliban telah berlangsung di bawah bimbingan pemimpin spiritual tertinggi mereka Haibatullah Akhundzada, di kota selatan Kandahar.

“Sejumlah keputusan diambil terkait perlindungan barang dan infrastruktur perbendaharaan umum serta perlakuan yang baik terhadap masyarakat dan pemberian fasilitas kepada mereka,” kata Mujahid dalam pesan teks kepada wartawan.

"Konsultasi diadakan tentang pembentukan pemerintahan dan kabinet Islam baru di negara ini."

Baca Juga: Pasukan AS Angkat Kaki dari Afghanistan, Ujian Sesungguhnya bagi Taliban Tiba

Kelompok Taliban berpatroli di Kabul, Afghanistan pada 29 Agustus 2021. Harga makanan pokok dan obat-obatan melonjak sebanyak 50 persen selama beberapa minggu terakhir, kata penduduk Kabul, Afghanistan. (Sumber: Amir Qureshi/France24/AFP)

AS secara resmi mengakhiri perang terpanjangnya sekitar tengah malam pada hari Senin waktu Afghanistan, dimulai setelah serangan teroris pada 11 September 2001.

Kemajuan cepat Taliban ke Kabul mendorong evakuasi lebih dari 123.000 orang sejak 14 Agustus, namun dirusak oleh bom bunuh diri yang menewaskan 13 anggota militer AS dan lebih dari 169 warga Afghanistan.

Namun, terlepas dari suasana gembira di antara para pemimpin Taliban, sekarang bagian yang sulit dari sebuah pemerintahan dimulai.

Mereka harus memiliki pemerintahan yang berfungsi, mencari cara untuk menjalankan bandara, membendung kenaikan harga barang-barang pokok, mencegah krisis ekonomi setelah AS memotong bantuan dan menghindari perang saudara dengan tentara berbasis etnis dan lokal, serta perang melawan kelompok Negara Islam.

Pada hari Selasa, keadaan kembali normal di Kabul.

Restoran dan apotek dibuka kembali, kerumunan besar muncul di pasar dan kemacetan lalu lintas menyumbat jalan di ibu kota.

Penjaga Taliban bersenjata mengenakan perlengkapan AS berpatroli di truk pickup. Saat bank dan ATM telah dibuka kembali, warga berjuang untuk mendapatkan akses ke uang mereka.

Harga makanan pokok dan obat-obatan melonjak sebanyak 50 persen selama beberapa minggu terakhir, kata penduduk Kabul.

Penerbangan di seluruh negeri telah berhenti setelah penarikan pasukan AS. Akibatnya, tak ada lagi personel yang menjalankan operasional layanan kontrol lalu lintas udara di bandara Kabul.

Baca Juga: Inilah yang Terbentang di Depan Afghanistan setelah Taliban Kembali Berkuasa

Warga Afghanistan berkerumun di depan bank di Kabul, Senin (30/8/2021), untuk menarik uang menyusul penerapan batas penarikan dana yang diberlakukan Taliban. (Sumber: Ariana News)

Qasim Mohseni, seorang pengecer obat-obatan, meminta Taliban mengendalikan harga makanan dan obat-obatan.

"Sejak Taliban datang, keamanan terlihat baik sejauh ini. Tetapi kekhawatiran dan masalah terbesar bagi orang-orang adalah ekonomi dan kurangnya pekerjaan dan harga pasar juga meningkat," katanya melalui telepon dari Kabul.

"Apa yang dilakukan AS atau pemerintahnya terhadap Afghanistan? Ceritakan hal baik tentang mereka. Tidak ada. Itu adalah pemerintah yang korup - semua penguasa dan pemimpinnya dikorupsi oleh uang AS," katanya.

Taliban menggunakan nada yang lebih moderat sejak kemenangan militer mereka, menjanjikan perempuan dapat bekerja dan bersekolah dalam batas-batas Hukum Syariah, serta amnesti untuk semua mantan musuh Afghanistan mereka dan hubungan baik dengan masyarakat internasional.

Pemerintahan Biden mengatakan, hubungan AS dengan Taliban sekarang bergantung pada perilaku kelompok itu.

Bagi Taliban, banyak uang yang dipertaruhkan. Dana Moneter Internasional pada 19 Agustus membekukan penggunaan dana cadangan di IMF oleh Taliban hanya beberapa hari sebelum negara itu ditetapkan untuk menerima hampir 500 juta dolar AS.

Salah satu sumber dana potensial adalah China, yang pada hari Selasa meminta dunia untuk membantu Taliban.

"China berharap bahwa komunitas internasional harus meningkatkan kolaborasi dan menyediakan Afghanistan dengan bantuan ekonomi, mata pencaharian dan kemanusiaan yang diperlukan untuk membantu negara mencapai perdamaian dan rekonstruksi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, Selasa di Beijing.

Dia menanggapi pertanyaan apakah Beijing akan mendukung IMF yang mengizinkan pemerintah Taliban mengakses aset.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Bloomberg/The Straits Times


TERBARU