> >

Taliban Resmi Mengatakan Ingin Hubungan Bersahabat dengan Amerika Serikat

Kompas dunia | 31 Agustus 2021, 23:17 WIB
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan Taliban ingin hubungan bersahabat dan diplomatik dengan Amerika Serikat. (Sumber: Straits Times)

Restoran dan apotek dibuka kembali, kerumunan besar muncul di pasar dan kemacetan lalu lintas menyumbat jalan di ibu kota.

Penjaga Taliban bersenjata mengenakan perlengkapan AS berpatroli di truk pickup. Saat bank dan ATM telah dibuka kembali, warga berjuang untuk mendapatkan akses ke uang mereka.

Harga makanan pokok dan obat-obatan melonjak sebanyak 50 persen selama beberapa minggu terakhir, kata penduduk Kabul.

Penerbangan di seluruh negeri telah berhenti setelah penarikan pasukan AS. Akibatnya, tak ada lagi personel yang menjalankan operasional layanan kontrol lalu lintas udara di bandara Kabul.

Baca Juga: Inilah yang Terbentang di Depan Afghanistan setelah Taliban Kembali Berkuasa

Warga Afghanistan berkerumun di depan bank di Kabul, Senin (30/8/2021), untuk menarik uang menyusul penerapan batas penarikan dana yang diberlakukan Taliban. (Sumber: Ariana News)

Qasim Mohseni, seorang pengecer obat-obatan, meminta Taliban mengendalikan harga makanan dan obat-obatan.

"Sejak Taliban datang, keamanan terlihat baik sejauh ini. Tetapi kekhawatiran dan masalah terbesar bagi orang-orang adalah ekonomi dan kurangnya pekerjaan dan harga pasar juga meningkat," katanya melalui telepon dari Kabul.

"Apa yang dilakukan AS atau pemerintahnya terhadap Afghanistan? Ceritakan hal baik tentang mereka. Tidak ada. Itu adalah pemerintah yang korup - semua penguasa dan pemimpinnya dikorupsi oleh uang AS," katanya.

Taliban menggunakan nada yang lebih moderat sejak kemenangan militer mereka, menjanjikan perempuan dapat bekerja dan bersekolah dalam batas-batas Hukum Syariah, serta amnesti untuk semua mantan musuh Afghanistan mereka dan hubungan baik dengan masyarakat internasional.

Pemerintahan Biden mengatakan, hubungan AS dengan Taliban sekarang bergantung pada perilaku kelompok itu.

Bagi Taliban, banyak uang yang dipertaruhkan. Dana Moneter Internasional pada 19 Agustus membekukan penggunaan dana cadangan di IMF oleh Taliban hanya beberapa hari sebelum negara itu ditetapkan untuk menerima hampir 500 juta dolar AS.

Salah satu sumber dana potensial adalah China, yang pada hari Selasa meminta dunia untuk membantu Taliban.

"China berharap bahwa komunitas internasional harus meningkatkan kolaborasi dan menyediakan Afghanistan dengan bantuan ekonomi, mata pencaharian dan kemanusiaan yang diperlukan untuk membantu negara mencapai perdamaian dan rekonstruksi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, Selasa di Beijing.

Dia menanggapi pertanyaan apakah Beijing akan mendukung IMF yang mengizinkan pemerintah Taliban mengakses aset.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Bloomberg/The Straits Times


TERBARU