> >

Tragedi Peralatan Tempur Baru Taliban yang Canggih dan Gratis Tapi Bikin Malu Amerika Serikat

Kompas dunia | 19 Agustus 2021, 12:30 WIB
Media sosial menunjukkan prajurit Taliban membawa senapan serbu M4 dan M18 dan senjata penembak jitu M24, mengemudikan kendaraan tempur lapis baja segala medan Humvee buatan AS (Sumber: France24)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Rekaman video para pejuang Taliban yang berparade dengan kendaraan lapis baja buatan AS, memegang senjata api yang dipasok AS dan menaiki helikopter Black Hawk Amerika, setelah kekalahan pasukan pemerintah Afghanistan telah mempermalukan Gedung Putih, seperti dilansir France24, Kamis, (19/08/2021).

Taliban, yang dengan mudah menguasai negara hanya dalam 11 hari, menyita sejumlah besar persenjataan, peralatan dan amunisi dari angkatan bersenjata Afghanistan, sebagian besar dipasok selama dua dekade terakhir oleh Washington. Semua senjata itu diserahkan begitu saja oleh tentara pemerintah Afghanistan.

Media sosial menunjukkan prajurit Taliban membawa senapan serbu M4 dan M18 dan senjata penembak jitu M24, mengemudikan kendaraan tempur lapis baja segala medan Humvee buatan AS dan, dalam satu video, tampaknya mengenakan seragam taktis pasukan khusus gaya Amerika Serikat.

Gambar-gambar tersebut membuat serangan politik terhadap Presiden Joe Biden semakin membara dengan tudingan kesalahan penanganan penarikan AS dari negara itu setelah 20 tahun perang.

Sebagian besar peralatan militer canggih itu disita Taliban dari pasukan Afghanistan, yang meskipun telah menjalani pelatihan selama dua dekade dengan dana puluhan miliar dolar dari Amerika Serikat, mereka menyerahkan ibu kota Kabul begitu saja akhir pekan kemarin, tanpa perlawanan.

“Kami tidak memiliki gambaran lengkap dan jelas ke mana perginya setiap peralatan pertahanan. Tapi yang pasti, cukup banyak peralatan itu jatuh ke tangan Taliban,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada hari Selasa.

"Jelas, kami kira mereka tidak akan dengan mudah menyerahkannya kembali kepada kami," katanya.

Partai Republik tentu saja memanfaatkan pengakuan itu untuk menerkam Biden.

“Berkat penarikan Biden yang gagal, Taliban lebih siap hari ini daripada sebelumnya,” kata ketua nasional Partai Republik Ronna McDaniel.

Baca Juga: Begitu Cepat, Jenderal AS Tak Menduga Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban Hanya dalam 11 Hari

Sejumlah personel kelompok pemberontak Taliban tampak berjaga di depan Bandara Internasional Hamiz Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin (16/8/2021). menggunakan lapis baja buatan AS (Sumber: AP Photo/Rahmat Gul)

Menurut angka resmi, militer AS memasok tentara Afghanistan dengan lebih dari 7.000 senapan mesin, 4.700 Humvee dan 20.000 granat dalam beberapa tahun terakhir.

Afghanistan juga menerima artileri medium dan drone pengintai dari Washington, serta lebih dari 200 pesawat, baik sayap tetap dan helikopter.

Namun, operasi lanjutan mereka sangat bergantung pada dukungan teknis dan suku cadang AS.

Menurut foto-foto yang diterbitkan hari Rabu (18/8/2021) oleh Janes, spesialis pertahanan, sekitar 40 pesawat militer Afghanistan diterbangkan ke Uzbekistan selama seminggu terakhir untuk menghindari serangan Taliban, termasuk lima UH-60 Black Hawk dan 16 helikopter Mi-17 Rusia dan 10 A-29. Pesawat serang Super Tucano.

Dalam penarikan pasukan selama rentang 16 bulan, Pentagon memindahkan sejumlah besar peralatannya sendiri dari Afghanistan, dan menyerahkan sebagian kepada tentara Afghanistan.

Tetapi perangkat keras yang dipasok ke pasukan Afghanistan yang sekarang berada di tangan Taliban menimbulkan kekhawatiran.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan Rabu bahwa departemen sedang melihat masalah ini.

"Kami jelas tidak ingin melihat peralatan kami di tangan mereka yang akan bertindak melawan kepentingan kami, atau kepentingan rakyat Afghanistan," kata Kirby kepada wartawan.

"Ada banyak pilihan kebijakan yang bisa diambil, sampai dengan perusakan," ujarnya tanpa merinci.

Baca Juga: Telah Terkonfirmasi, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Ada di Uni Emirat Arab

Sejumlah anggota kelompok pemberontak Taliban tampak menikmati wahana permainan bom-bom car alias mobil-mobilan listrik di Kabul, Afghanistan, Selasa (17/8/2021). (Sumber: Twitter)

Senjata dan kendaraan yang ditangkap hanya memperluas kekuatan Taliban dengan cara yang terbatas, kata para ahli.

“Senjata paling berbahaya yang telah disita Taliban adalah howitzer D-30 dan aset Angkatan Udara Afghanistan,” kata Jonathan Schroden, direktur Program Penanggulangan Ancaman dan Tantangan di CNA, sebuah konsultan keamanan Washington.

"Tidak jelas apakah mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan semua platform udara yang mereka tangkap, tetapi mereka menunjukkan kemampuan untuk menggunakan howitzer itu," katanya.

Bahkan kemudian, kenyataan itu membuat mereka menjadi ancaman langsung yang terbatas bagi tetangga yang bersenjata lebih baik.

Di sisi lain, sejumlah besar senjata kecil dan amunisi yang mereka warisi, kata Schroden, "dapat ditemukan di berbagai belahan dunia dan berbagai kelompok teroris lainnya."

"Mungkin hal terbaik yang dapat dilakukan AS pada saat ini adalah bekerja dengan tetangga Afghanistan untuk mencoba dan melarang pengangkutan peralatan ini melintasi perbatasan negara itu," katanya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU