> >

Taliban Kepung Kabul, Presiden Afghanistan Dikabarkan Melarikan Diri ke Tajikistan

Kompas dunia | 15 Agustus 2021, 23:59 WIB
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani saat berpidato usai Salat Id pada Hari Raya Iduladha 1442 H, Selasa (20/7/2021). Ashraf Ghani dilaporkan terbang melarikan diri dari Afghanistan menuju Tajikistan, seiring pergerakan pasukan gerilyawan Taliban yang mengepung ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021). (Sumber: TOLOnews.com)

KABUL, KOMPAS.TV – Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dilaporkan meninggalkan negara itu pada Minggu (15/8/2021).

Ashraf Ghani bergabung bersama warga Afghanistan dan warga asing yang melarikan diri dari negara itu seiring pengepungan Taliban atas Kabul.

Invasi Taliban ke ibu kota menandai akhir invasi Barat selama 20 tahun dalam upaya membangun kembali Afghanistan.

Melansir Associated Press, Ashraf Ghani terbang keluar Afghanistan. Hal itu diungkapkan oleh dua pejabat anonim yang tak berwenang berbicara pada media.

Tidak dijelaskan tujuan pelarian Ashraf Ghani, namun, mengutip Reuters, seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menyebut, sang presiden melarikan diri ke Tajikistan.

Kepala Dewan Rekonsiliasi Nasional Afghanistan Abdullah Abdullah, melalui video daring kemudian mengonfirmasi bahwa Ashraf Ghani telah meninggalkan negara itu.

“Mantan presiden Afghanistan telah meninggalkan Afghanistan, meninggalkan negara dalam kondisi sulit seperti ini,” ujar Abdullah. “Ia harus mempertanggungjawabkan hal ini pada Tuhan.”

Baca Juga: Dramatis, AS Evakuasi Staf Kedutaan di Kabul Afghanistan Menggunakan Helikopter

Pada Minggu, kelompok pemberontak Taliban memasuki pinggiran Kabul. Namun, mereka tampaknya tetap bertahan berada di luar pusat kota Kabul. Suara tembakan secara sporadis bergema di jalanan kota yang lengang mencekam.

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen menyatakan pada Al Jazeera, “Taliban tengah menanti peralihan kekuasaan kota Kabul secara damai.”

Shaheen menolak merinci kemungkinan negosiasi antara pasukannya dan tentara pemerintah.

Namun, saat didesak menyoal kesepakatan yang diinginkan Taliban, Shaheen mengakui bahwa mereka menginginkan penyerahan tanpa syarat dari pemerintah pusat Afghanistan.

Para negosiator Taliban berada di Kabul pada Minggu untuk mendiskusikan peralihan kekuasaan. Masih belum jelas kapan proses peralihan kekuasaan itu akan berlangsung dan siapa yang mewakili Taliban dalam bernegosiasi.

Para negosiator dari pihak pemerintah Afghanistan termasuk mantan Presiden Hamid Karzai dan Abdullah. Abdullah merupakan pengkritik vokal atas sosok Ghani, yang sejak lama menolak menyerahkan kekuasaan untuk mencapai kesepakatan dengan Taliban.

Baca Juga: Situasi Afghanistan Makin Gawat, Amerika Serikat sampai Kirim Seribu Pasukan Tambahan

Negosiasi tertutup antara Taliban dan pemerintah, kata sumber anonim tersebut, berlangsung tegang. Karzai sendiri tampak dalam video yang diunggah daring. Dikelilingi oleh ketiga putrinya, Karzai menyatakan bahwa dirinya tetap tinggal di Kabul.  

Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai dalam rekaman video yang beredar. Karzai menyatakan dirinya tetap tinggal di Kabul dalam upaya negosiasi dengan Taliban, Minggu (15/8/2021). (Sumber: Facebook Hamid Karzai via AP)

“Kami mendesak tentara nasional dan pasukan Islam Taliban untuk memperhatikan dan melindungi keselamatan dan harta benda warga, di mana pun mereka berada,” ujar Karzai.

Ia juga berpesan pada rakyat Afghanistan, “Saya meminta warga untuk tinggal di dalam rumah dan tetap tenang. Kami berupaya berbicara pada para pemimpin Taliban dengan cara damai, penuh persaudaraan dan patriotik, untuk memecahkan masalah Afghanistan.”

Sebelum melarikan diri dari Afghanistan, Ghani tampak kian terdesak. Sejumlah panglima perang yang sempat ia mintai bantuan melalui negosiasi beberapa hari sebelumnya, telah menyerah pada Taliban atau melarikan diri, hingga ia tak punya opsi militer.

Negosiasi di Doha, Qatar, tempat Taliban berkantor, juga gagal menghentikan pergerakan Taliban merangsek ibu kota.

Baca Juga: Kisah Abdullah, Pemuda yang Dipaksa Berperang Lawan Pasukan Afghanistan oleh Taliban

Namun, penjabat Menteri Pertahanan Bismillah Khan berusaha meyakinkan publik bahwa Kabul tetap akan “aman”. Kelompok pemberontak Taliban pula berupaya menenangkan warga Kabul, bersikeras bahwa para gerilyawan tak akan memasuki rumah warga.

Taliban juga menyatakan akan memberikan “amnesti” atau pengampunan pada mereka yang bekerja pada pemerintah Afghanistan atau pasukan asing.

“Tak akan ada nyawa, harta benda dan martabat yang dirugikan, dan nyawa warga Kabul juga tidak akan terancam,” demikian Taliban mengumumkan dalam sebuah pernyataan.

Namun, beredar sejumlah laporan bahwa terjadi pembunuhan balas dendam dan aksi brutal lain di sejumlah wilayah yang direbut Taliban dalam beberapa hari terakhir.

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press/Reuters/Al Jazeera


TERBARU