Taliban Kepung Kabul, Presiden Afghanistan Dikabarkan Melarikan Diri ke Tajikistan
Kompas dunia | 15 Agustus 2021, 23:59 WIBPara negosiator Taliban berada di Kabul pada Minggu untuk mendiskusikan peralihan kekuasaan. Masih belum jelas kapan proses peralihan kekuasaan itu akan berlangsung dan siapa yang mewakili Taliban dalam bernegosiasi.
Para negosiator dari pihak pemerintah Afghanistan termasuk mantan Presiden Hamid Karzai dan Abdullah. Abdullah merupakan pengkritik vokal atas sosok Ghani, yang sejak lama menolak menyerahkan kekuasaan untuk mencapai kesepakatan dengan Taliban.
Baca Juga: Situasi Afghanistan Makin Gawat, Amerika Serikat sampai Kirim Seribu Pasukan Tambahan
Negosiasi tertutup antara Taliban dan pemerintah, kata sumber anonim tersebut, berlangsung tegang. Karzai sendiri tampak dalam video yang diunggah daring. Dikelilingi oleh ketiga putrinya, Karzai menyatakan bahwa dirinya tetap tinggal di Kabul.
“Kami mendesak tentara nasional dan pasukan Islam Taliban untuk memperhatikan dan melindungi keselamatan dan harta benda warga, di mana pun mereka berada,” ujar Karzai.
Ia juga berpesan pada rakyat Afghanistan, “Saya meminta warga untuk tinggal di dalam rumah dan tetap tenang. Kami berupaya berbicara pada para pemimpin Taliban dengan cara damai, penuh persaudaraan dan patriotik, untuk memecahkan masalah Afghanistan.”
Sebelum melarikan diri dari Afghanistan, Ghani tampak kian terdesak. Sejumlah panglima perang yang sempat ia mintai bantuan melalui negosiasi beberapa hari sebelumnya, telah menyerah pada Taliban atau melarikan diri, hingga ia tak punya opsi militer.
Negosiasi di Doha, Qatar, tempat Taliban berkantor, juga gagal menghentikan pergerakan Taliban merangsek ibu kota.
Baca Juga: Kisah Abdullah, Pemuda yang Dipaksa Berperang Lawan Pasukan Afghanistan oleh Taliban
Namun, penjabat Menteri Pertahanan Bismillah Khan berusaha meyakinkan publik bahwa Kabul tetap akan “aman”. Kelompok pemberontak Taliban pula berupaya menenangkan warga Kabul, bersikeras bahwa para gerilyawan tak akan memasuki rumah warga.
Taliban juga menyatakan akan memberikan “amnesti” atau pengampunan pada mereka yang bekerja pada pemerintah Afghanistan atau pasukan asing.
“Tak akan ada nyawa, harta benda dan martabat yang dirugikan, dan nyawa warga Kabul juga tidak akan terancam,” demikian Taliban mengumumkan dalam sebuah pernyataan.
Namun, beredar sejumlah laporan bahwa terjadi pembunuhan balas dendam dan aksi brutal lain di sejumlah wilayah yang direbut Taliban dalam beberapa hari terakhir.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press/Reuters/Al Jazeera