Agen Intelijen Rusia Tangkap Kepala Ilmuwan Rudal Hipersonik, Diduga Lakukan Pengkhianatan
Kompas dunia | 13 Agustus 2021, 07:11 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Agen Badan Intelijen Rusia (FSB) telah menangkap Alexander Kuranov, seorang ahli fisika plasma dan kepala desainer Instititut Sistem Hipersonik (NIPSG).
Penangkapan Kuranov karena sang ahli diyakini melakukan pengkhianatan.
Rusia saat ini tengah membangun rudal hipersonik yang mampu terbang lebih dari lima kali kecepatan suara.
Salah satu spesialisasi Kuranov adalah program hipersonik Rusia yang disebut Ajax.
Baca Juga: Gigit Medali Emas Olimpiade, Wali Kota di Jepang Dikecam
Program tersebut termasuk melibatkan energi daur ulang kendaraan ruang angkasa dalam penerbangan untuk meningkatkan kinerjanya.
Selama beberapa tahun, Kuranov telah menyelenggarakan simposium Rusia-AS untuk pertukaran ilmiah tentang aerodinamika dan teknologi plasma.
Plasma adalah materi yang sangat panas, sehingga electron dibebaskan dari atom dan membentuk gas terionisasi.
Seperti dilaporkan TASS dikutip dari BBC, sumber FSB mengatakan penyelidik berencana meminta pengasilan untuk menahannya selama dua bulan.
Pria berusia 73 tahun itu diduga memberikan informasi rahasia kepada orang asing tentang teknologi hipersonik, namun tak ada rincian lebih lanjut.
Juga tak dijelaskan apakah tindakan pengkhianatannya membocorkan rahasia rudal.
Rusia saat ini menjadikan rudal hipersonik sebagai salah satu fokusnya.
Baca Juga: Rezim Kim Jong-Un Ingin Memperkuat Hubungan Korea Utara dan Rusia, Sebut AS Ancaman Bersama
Pada 2019 lalu, Rusia mengumumkan penugasan dari rudal hipersonik pertama Avangard, yang diyakini mampu bergerak dengan lebih dari 20 kali kecepatan suara.
Diluncurkan oleh roket pendorong balistik, Avagard menggunakan teknologi meluncur.
Hal itu dikatakan lebih dapat bermanuver dan terbang lebih rendah dibandingkan rudal era Perang Dingin, dan membuatnya lebih sulit untuk ditembak jatuh.
Presiden Rusia, Vladimir Putin pun menggambarkan teknologi hipersonik Eusia sebagai sesuatu yang tak tertandingi.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : BBC