Kebakaran Hutan Mengamuk di Yunani, Mengancam Kota Kelahiran Olimpiade
Kompas dunia | 5 Agustus 2021, 18:17 WIBEmpat puluh petugas pemadam kebakaran dari negara tetangga, Siprus turut bergabung dengan Yunani dalam mengatasi kebakaran itu.
Dalam briefing Rabu malam, Kepala Basan Perlindungan Sipil Nikos Hardalias mengatakan 118 kebakaran hutan terjadi selama 24 jam sebelumnya.
Ia pun memperingatkan dalam beberapa hari ke depan, kebakaran yang lebih buruk bisa saja terjadi.
"Kami melakukan upaya besar di banyak bidang," kata Hardalias dikutip dari Associated Press.
“Menurut perkiraan ancaman kami, besok juga diperkirakan akan menjadi hari yang sulit. Bagian terberat ada di depan kita, hari-hari dan minggu-minggu berikutnya akan lebih sulit lagi. Target utama kami adalah untuk melindungi kehidupan manusia.”
Pada hari Rabu, suhu di Yunani mencapai 45 derajat Celcius yang merupakan gelombang panas terburuk sejak 1987.
Baca Juga: Insiden Kebakaran Hutan dan Lahan di Turki, Para Turis Dievakuasi
Bencana kebakaran hutan ternyata tak hanya terjadi Yunani.
Turki, Italia dan negara-negara lain di wilayah Mediterania juga mengalami hal serupa.
Sebuah kelompok tanggap bencana Uni Eropa mengatakan bantuan petugas pemadam kebakaran dan pesawat penjatuh air sedang dikirim dari anggota Uni Eropa ke Italia, Yunani, Albania dan Makedonia Utara.
Kebakaran hutan di kawasan tersebut juga terpantu jelas dari atmosfer.
Menurut Layanan Pemantauan Atmosfer Uni Eropa, intensitas kebakaran hutan di Turki berada pada tingkat tertinggi sejak tahun 2003.
Salah seorang ilmuwan Yunani mengatakan, kerusakan yang terjadi hanya dalam tiga hari bulan ini di Yunani melebihi 50% dari rata-rata area yang terbakar di negara itu pada tahun-tahun sebelumnya.
Sebuah laporan Observatorium Athena mengatakan sekitar 14.800 hektar terbakar dalam kebakaran hutan dari Minggu dan Rabu, melampaui catatan tahun lalu yang hanya 10.400 hektar.
Penyebab kebakaran hutan Yunani belum diketahui dengan pasti hingga saat ini.
Akan tetapi pihak berwenang mengatakan kesalahan dan kecerobohan manusia bisa menjadi salah satu kemungkinan penyebabnya.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press