Thailand Sita 315 Kilogram Heroin yang akan Dikirim ke Australia, Diduga Berasal dari Myanmar
Kompas dunia | 7 Juli 2021, 07:58 WIB“Meski permintaan opium terus menurun lantaran pasar obat-obatan sintetis berkembang dan beragam, organisasi kejahatan terorganisir yang memperdagangkan heroin masih mendapatkan keuntungan besar. Dan produksi dan perdagangan heroin jadi yang terbesar dari nilai itu,” papar Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan dalam Survei Opium Myanmar, laporan tahunannya yang diterbitkan pada Januari.
Baca Juga: Raja Narkoba Inggris Ditangkap di Dubai Setelah Menjadi Buronan Internasional Selama 8 Tahun
Dalam sebuah laporan di bulan Maret, Institut Kebijakan Strategis Australia mencatat bahwa “perdagangan narkoba Australia tengah meluas dan berkembang”.
“Meskipun para penegak hukum telah mengupayakan yang terbaik, penggunaan matamphetamine dan heroin terus meningkat hingga 17 persen dari tahun ke tahun. Penurunan harga di Asia Tenggara tampaknya akan tetap mendorong angka itu naik, sementara harga dan kemurnian obat di Australia tetap relatif stabil,” terang laporan itu.
Lebih lanjut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan memperingatkan, pergolakan politik di Myanmar dapat berakibat meluasnya perdagangan narkoba dan obat-obatan terlarang.
Baca Juga: Penggerebekan Bandar Narkoba di Rio de Janeiro, 25 Orang Tewas dan Salah Satunya Polisi
Ada 3 faktor yang dapat memicu kenaikan perdagangan narkoba, kata laporan PBB itu. Pertama, tumbangnya tata pemerintahan yang baik.
Kedua, runtuhnya pasar tanaman normal. Dan ketiga, keinginan para milisi pemberontak etnis – sebagian telah memiliki hubungan lama dengan perdagangan narkoba – untuk meningkatkan pendapatan mereka untuk membiayai kegiatan mereka selama ketidakstabilan politik berlangsung.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV