Jepang Resmi Perpanjang Keadaan Darurat COVID-19 hingga 20 Juni untuk Tokyo dan 9 Prefektur
Kompas dunia | 28 Mei 2021, 14:07 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Sebulan sebelum pelaksanaan Olimpiade Tokyo, Pemerintah Jepang pada Jumat (28/5) resmi memperpanjang status keadaan darurat COVID-19.
Status tersebut mencakup Tokyo dan delapan prefektur lainnya ditambah Okinawa, selama tiga minggu hingga 20 Juni.
Dikutip dari Kyodo News, pembatasan operasional restoran tutup pada jam 8 malam.
Sedangkan, pembatasan kehadiran di acara olahraga dan konser, akan tetap berlaku di Tokyo serta Hokkaido, Aichi, Kyoto, Osaka, Hyogo, Okayama, Hiroshima, dan Fukuoka setelah 31 Mei.
Baca Juga: Jepang Darurat Covid, Pengangguran Naik dan Ekonomi Melemah
Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga akan mengumumkan keputusan tersebut melalui konferensi pers pada Jumat malam (28/5/2021), usai pertemuan satuan untuk menjelaskan langkah tersebut.
Kepada wartawan pada Kamis (27/5/2021), PM Suga menjelaskan infeksi menurun di beberapa daerah tetapi secara keseluruhan dan situasinya sangat tidak dapat diprediksi.
Hal itu disampaikan Suga setelah berkonsultasi dengan anggota kabinetnya, termasuk menteri kesehatan Norihisa Tamura dan Yasutoshi Nishimura, menteri yang bertanggung jawab atas tanggapan virus Corona.
Para pemimpin prefektur sebelumnya telah meminta pemerintah pusat untuk memperpanjang keadaan darurat.
Gubernur Tokyo Yuriko Koike menyerukan perpanjangan keadaan darurat tambahan satu bulan.
Baca Juga: Sebelumnya Melarang, Kini Facebook Tak Akan Hapus Unggahan yang Klaim Covid-19 Buatan Manusia
Infeksi di Tokyo, tempat puluhan ribu atlet, ofisial, dan jurnalis dijadwalkan berkunjung untuk Olimpiade, yang akan dimulai pada 23 Juli, perlahan menurun.
Namun, Koike mengambil langkah ekstra dengan meminta pusat perbelanjaan dan bioskop untuk tetap tutup.
Sementara itu, rumah sakit di Osaka dan tetangganya Hyogo terus berjuang untuk menyediakan tempat tidur bagi pasien COVID-19.
Kasus virus Corona di Okinawa yang merupakan kawasan resor populer, meningkat tajam, menyusul masuknya wisatawan selama liburan Golden Week.
Baca Juga: Larangan Warga AS Pergi ke Jepang Hingga Jajak Pendapat Olimpiade Tokyo Juli Mendatang
Kekhawatiran juga berkembang tentang penularan varian virus India, yang menurut para ahli kesehatan dapat dengan cepat menjadi jenis yang dominan di Jepang.
Program vaksinasi negara tersebut telah tertinggal jauh dari negara maju lainnya, dengan hanya 6 persen dari populasi yang menerima setidaknya satu dosis di tengah kekurangan dokter dan perawat untuk memberikan suntikan.
Keadaan darurat telah diberlakukan di Tokyo, Osaka, Kyoto dan Hyogo sejak 25 April dengan batas waktu awal 11 Mei.
Aichi dan Fukuoka bergabung pada 12 Mei, diikuti oleh Hokkaido, Okayama dan Hiroshima pada 16 Mei dan Okinawa pada 23 Mei.
Pemerintah juga akan memperpanjang kuasi darurat yang berakhir pada akhir Mei di lima prefektur, Saitama, Chiba, Kanagawa, Gifu dan Mie, hingga 20 Juni.
Baca Juga: Pria Pengangguran Berpuasa 40 Hari demi Dapatkan Lamborghini, di Hari ke-33 Nyaris Tewas
Sementara itu batas waktu 13 Juni untuk situasi darurat di Gunma, Ishikawa dan Kumamoto ditetapkan untuk tetap berlaku.
Data terakhir pandemi Covid-19 di Jepang Jumat (28/5), total infeksi 731 kasus. Jumlah pasien sembuh mencapai 650 pasien dan meninggal dunia 12.573 orang.
Tokyo masih diurutan pertama mencapai 158 ribu kasus, sembuh 150 ribu orang dan meninggal dunia 2.015 orang.
Berturut-turut di posisi dua hingga lima adalah Osaka, Kanagawa, Aichi dan Saitama. (Andylala)
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV