Tragedi Kecelakaan Kereta Gantung Italia: Kabel Putus dan Rem Darurat Tak Berfungsi
Kompas dunia | 25 Mei 2021, 01:10 WIBSTRESA, KOMPAS.TV – Penyelidikan terkait tragedi kecelakaan kereta gantung yang menewaskan 14 penumpangnya di utara Italia pada Minggu (23/5/2021) akan berfokus pada penyebab putusnya kabel kereta gantung dan rem darurat yang tak berfungsi.
Rem darurat ini seharusnya berfungsi mencegah kereta gantung meluncur ke bawah hingga keluar jalur kabel dan terjun bebas ke tanah.
Jaksa Verbania, Olimpia Bossi yang memimpin penyelidikan itu menyatakan, “Rem sistem keamanan tak berfungsi. Jika berfungsi, kabin kereta gantung akan berhenti (dan tidak terhempas ke tanah). Mengapa ini terjadi, sedang diselidiki.”
Melansir Associated Press, Senin (24/5/2021), kecelakaan yang terjadi di salah satu lokasi wisata terindah di utara Italia ini – puncak gunung Mottarone dengan hamparan pemandangan Danau Maggiore dan sejumlah danau lain dekat Swiss yang cantik – menimbulkan sejumlah pertanyaan tentang kualitas dan keamanan infrastruktur transportasi Italia.
Menteri Transportasi Italia Enrico Giovannini yang mengunjungi lokasi kejadian pada Senin (24/5/2021), mengumumkan pembentukan sebuah komisi untuk menyelidiki penyebab teknis dan organisasional kecelakaan itu. Sementara tim jaksa akan berfokus pada tuduhan kriminal di balik bencana itu.
“Tujuan komisi penyelidikan ini adalah supaya kejadian ini tidak terulang lagi,” tutur Giovannini pada para wartawan di kota Stresa yang terletak di kaki gunung Mottarone.
Kementerian Transportasi Italia menyatakan, pemeriksaan awal dari catatan pemeliharaan dan keamanan jalur kabel menunjukkan, seluruh struktur kereta gantung itu telah direnovasi pada Agustus 2016. Pemeriksaan pemeliharaan menyeluruh juga dilakukan pada tahun 2017, sementara sejumlah inpeksi dilakukan pada tahun lalu.
Pada November dan Desember 2020, pemeriksaan meliputi kabel, termasuk inspeksi magnetis pada kabel-kabel utama kereta gantung, yakni kabel yang menarik kereta gantung ke atas gunung, kabel pendukung yang menahan kereta gantung dan kabel-kabel penyelamat. Pada Desember, pemeriksaan visual lain juga digelar.
Wali Kota Stresa, Marcella Severino, mengutip para saksi mata, mengatakan, terdengar suara desisan keras yang tampaknya berasal dari kabel utama yang putus.
“Kabin kereta gantung meluncur ke bawah jalur hingga menghantam tiang penyangga, lalu terjun bebas ke bawah, dan terguling 2 atau 3 kali sebelum menabrak pepohonan,” paparnya.
Sejumlah penumpang terlempar keluar kabin dan ditemukan di antara pepohonan.
Mengutip kantor berita LaPresse, Bossi mencatat rem darurat telah diaktifkan di kereta gantung lain yang berjalan ke arah yang berlawanan, menuruni gunung.
Menurut Bossi, kemungkinan kejahatan yang tengah diselidiki pihaknya adalah pembunuhan banyak orang, percobaan pembunuhan dan serangan terhadap transportasi publik. Hipotesa kejahatan transportasi ini, kata Bossi, memang tak biasa. “Kereta gantung yang naik dan menuruni gunung adalah salah satu bentuk transportasi publik,” ujarnya membenarkan dugaannya.
Jalur kabel kereta gantung yang putus itu telah direnovasi pada tahun 2016, dan baru-baru ini dibuka kembali setelah ditutup selama lockdown pandemi. Pada saat kejadian, diperkirakan banyak keluarga yang mengunjungi kawasan pegunungan itu untuk berlibur setelah pembatasan selama berbulan-bulan.
Kereta gantung merupakan sarana transportasi populer bagi para turis dan warga setempat untuk mencapai Mottarone di ketinggian 1.491 meter di atas permukaan laut. Dari puncak Mottarone, para pengunjung akan disuguhi pemandangan sejumlah danau cantik dan kawasan pegunungan Piedmont Italia.
Sebuah taman hiburan kecil, Alpyland, juga ada di kawasan pegunungan itu, menawarkan sensasi menumpang roller coaster bagi anak-anak. Selain itu, sejumlah jalur sepeda gunung dan hiking juga tersedia.
Terkait tragedi kecelakaan kereta gantung itu, Severino mengumumkan satu hari berkabung di Stresa.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV