12 Ribu Pasien Covid-19 di Brazil Meninggal dalam 3 Hari, Bolsonaro Disebut Lakukan Genosida
Kompas dunia | 10 April 2021, 20:01 WIBRousseff mengatakan, mestinya Brazil bisa menghindari angka kematian karena Covid-19 yang tinggi itu.
Di Brazil lebih dari 66 ribu warga meninggal karena Covid-19 pada bulan Maret 2021 saja. Ada perkiraan, angka kematian itu akan melampaui 100 ribu jiwa pada April 2021 saja.
Sebagai perbandingan, angka kematian Covid-19 di Indonesia sejak awal pandemi hingga 10 April 2021 mencapai 42.433 orang.
Angka kematian di Brazil dalam satu bulan saja melampaui angka kematian di Indonesia dalam satu tahun.
“Ini putus asa. Sejujurnya, saya tidak bisa tidur nyenyak. Saya pergi tidur dengan angka-angka dan simulasi di kepala saya dan saya tidak bisa berpikir jernih,” kata Miguel Nicolelis, ilmuwan terkenal di Brazil.
Nicolelis pernah membuat proyeksi kasus Covid-19 di Brazil akan makin bertambah mengerikan. Perkiraannya terus terbukti benar.
Ia takut angka kematian di Brazil akan melampaui Amerika Serikat di mana lebih dari 5 ribu orang meninggal tiap harinya. Nicolelis memperkirakan, klinik-klinik dan jalan-jalan Brazil akan segera penuh dengan mayat pasien Covid-19.
Bolsonaro menolak melakukan lockdown karena takut ekonomi akan lumpuh. Keputusan ini muncul karena ia masih ingin mencalonkan diri pada pemilu 2022.
Baca Juga: Penyintas Holocaust Sebut Donald Trump Mirip dengan Adolf Hitler
“(Aku pernah disebut) homofobik, rasis, fasis, penyiksa. Sekarang aku pembunuh massal. Apa ada hal yang tidak dituduhkan padaku di Brazil,” kata Bolsonaro dengan enteng sambil tersenyum.
Rousseff sendiri setuju Bolsonaro bukan satu-satunya pihak yang bersalah dalam bencana Covid-19 di Brazil.
Menurutnya, konglomerat, pejabat militer, politisi dan konglomerat media juga ikut andil memenangkan kelompok populis sayap kanan di Brazil. Bolsonaro adalah politis populis sayap kanan.
“Orang-orang harus bertanggung jawab atas bencana yang telah direkayasa di Brasil,” ujar Dilma Rousseff.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV