Protes Lagu Tentang Iblis, Kaum Kristen Ortodoks Geruduk Kantor Lembaga Penyiaran Siprus
Kompas dunia | 6 Maret 2021, 23:21 WIB“Pemerintah sepenuhnya menghormati kebebasan intelektual kreatif dan artistik yang tidak dapat disalahartikan atau dibatasi karena judul lagu, dan dimensi yang tidak perlu tidak boleh dikaitkan,” ujar Papadopoulos dalam pernyataan tertulisnya.
Penyanyi lagu "El Diablo", Elena Tsagrinou dari Yunani, mengatakan bahwa lagu tersebut berkisah tentang seorang perempuan yang berteriak meminta tolong setelah jatuh cinta pada seorang bad boy yang dalam lagu dijuluki sebagai “El Diablo”. Sang perempuan kemudian terikat pada sang bad boy dalam hubungan yang tidak seimbang. Tsagrinou bersikukuh, penafsiran lain atas lagu itu disebutnya tidak berdasar.
Baca Juga: Hagia Sophia Jadi Masjid, Yunani Akan Bekerja Sama dengan Siprus untuk Tekan Turki
“Lagu ini memiliki pesan yang kuat, agar kita melawan segala bentuk kekerasan, seperti yang dilukiskan dalam El Diablo,” ujar Tsagrinou seperti dikutip dari Associated Press. “Dalam gerakan #MeToo pada masa sekarang ini, pesan ini sungguh sesuai dan bisa dirasakan tidak hanya di Siprus tapi juga seluruh Eropa dan negara-negara lain.”
Tsagrinou juga menambahkan, ia seorang pemeluk Kristen dan keyakinannya merupakan hal yang sangat penting baginya.
“Kita semua harus menerima pesan sesungguhnya dari lagu itu," ujarnya. “Musik menyatukan dan memberdayakan. Mari kita fokus pada hal itu dan masalah-masalah penting lain di sekitar kita. Tinggalkan salah tafsir dan pikiran-pikiran gelap.”
Baca Juga: Ajang Eurovision di Ukraina Dihantui Konflik Antarnegara
Eurovision merupakan kontes menyanyi tahunan yang populer dan ditonton oleh jutaan pemirsa. Kontes yang diikuti oleh negara-negara peserta Serikat Penyiaran Eropa (EBU) ini kerap melibatkan lagu-lagu yang kontroversial.
Siprus menuai juara kedua dalam kompetisi musik ini di tahun 2018 lewat lagu “El Fuego” yang dinyanyikan oleh Eleni Foureira.
Penulis : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV