Berita Duka, Bunny Wailer Wafat, Dia Anggota Terakhir The Wailers Bersama Bob Marley dan Peter Tosh
Kompas dunia | 4 Maret 2021, 23:23 WIBKINGSTON, KOMPAS.TV - Bunny Wailer, tokoh reggae yang merupakan pendiri terakhir grup legendaris The Wailers, meninggal pada Selasa (2/3/2021) di negara asalnya Jamaika. Dia berusia 73 tahun.
Wailer, penyanyi bariton yang lahir dengan nama Neville Livingston, membentuk The Wailers pada tahun 1963 dengan mendiang superstar Bob Marley dan Peter Tosh ketika mereka tinggal di daerah kumuh di ibukota Kingston.
Mereka melambung secara internasional dengan album, "Catch a Fire" dan juga membantu mempopulerkan budaya Rastafarian di antara orang Jamaika yang lebih kaya mulai tahun 1970-an.
“Jah-B adalah pelopor, selalu mendorong batas-batas ekspresi, baik dalam lagu, gaya atau kata-kata yang diucapkan,” kata Brian Paul Welsh, manajer musisi reggae yang dikenal sebagai Blvk H3ro. Hanya ada satu Neville Livingston di dunia, katanya.
Baca Juga: Bob Marley, Musik Reggae untuk Kebebasan dan Kemanusiaan
Berikut karya bersama grupnya, The Wailers, berjudul Redemption Song
Wailer meninggal di Rumah Sakit Andrews Memorial di paroki St. Andrew Jamaika karena komplikasi stroke yang menyerangnya pada Juli lalu, kata manajernya Maxine Stowe kepada The Associated Press.
Kematiannya menjadi duka seluruh dunia dan orang-orang berbagi musik, kenangan, dan foto artis terkenal itu.
"Meninggalnya Bunny Wailer, anggota terakhir dari The Wailers, menutup periode paling hidup dari pengalaman musik Jamaika," tulis politisi Jamaika Peter Phillips dalam sebuah posting Facebook. "Bunny adalah tokoh Jamaika yang baik dan bijak."
Perdana Menteri Jamaika, Andrew Holness, juga memberikan penghormatan kepada Bunny Wailer, dan memanggilnya "seorang negarawan senior yang dihormati di kancah musik Jamaika," dalam serangkaian tweet.
Baca Juga: Vakum 9 Tahun, Steven & Coconut Treez Hadir Kembali untuk Menghidupkan Musik Reggae di Indonesia
“Ini merupakan kerugian besar bagi Jamaika dan bagi Reggae, tidak diragukan lagi Bunny Wailer akan selalu dikenang atas kontribusinya yang luar biasa pada industri musik dan budaya Jamaika,” tulisnya.
Sementara The Wailers berkeliling dunia, dia lebih betah di pegunungan Jamaika dan dia menikmati pertanian sambil menulis dan merekam lagu di labelnya, Solomonic.
″Saya pikir saya mencintai desa sedikit lebih dari cinta saya kepada kota,″ Kata Bunny Wailer kepada The Associated Press pada tahun 1989, ″Ini lebih berkaitan dengan kehidupan, kesehatan dan kekuatan. Kota terkadang mengambilnya. Pedesaan bagus untuk meditasi. Desa memiliki makanan segar dan suasana segar - yang membuat Anda terus maju.″ tambahnya
Baca Juga: Jamaika Alami Kelangkaan Pasokan Ganja, Petani Mengeluh Namun Regulator Ganja Membantah
Setahun sebelumnya, pada 1988, dia menyewa sebuah jet dan terbang ke Jamaika membawa makanan untuk membantu mereka yang terkena dampak Badai Gilbert.
″Terkadang orang kurang memperhatikan hal-hal tersebut (makanan), tetapi ternyata itu adalah hal yang terpenting. Saya seorang petani,″ katanya kepada AP.
Dia adalah Wailer asli ketiga dan terakhir. Marley meninggal pada tahun 1981 karena tumor otak pada usia 36 tahun dan Tosh ditembak secara fatal di Jamaika pada tahun 1987 pada usia 42 tahun.
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV