> >

Korea Utara Mencoba Retas dan Curi Informasi Vaksin Covid-19

Kompas dunia | 17 Februari 2021, 06:19 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Peretas Korea Utara berusaha meretas informasi tentang vaksin dan perawatan Covid-19, kata dinas intelijen Korea Selatan pada Selasa (16/02/2021), namun membantah klaim anggota parlemen bahwa pembuat vaksin Pfizer Inc. menjadi sasaran peretasan tersebut, seperti dilansir Associated Press, Selasa (16/02/2021) (Sumber: AFP)

Korea Utara berpotensi menerima 1,9 juta dosis vaksin yang diproduksi di India selama paruh pertama tahun ini.

COVAX mengatakan pasokan vaksin Covid-19 ke Korea Utara kemungkinan akan disediakan oleh Serum Institute of India, berupa vaksin AstraZeneca dan Universitas Oxford.

Pemerintah Presiden Korea Selatan saat ini Moon Jae-in mendukung pemulihan hubungan dengan Korea Utara dan penyelesaian yang dinegosiasikan dari kebuntuan global atas program nuklir Korea Utara.

Baca Juga: Kecuali AS Hentikan Permusuhan, Korea Utara Ancam Bikin Lebih Banyak Senjata Nuklir

Pada akhir tahun 2020, baik Pfizer maupun BioNTech mengatakan dokumen yang berkaitan dengan vaksin "diakses secara tidak sah" melalui serangan dunia maya di server European Medicines Agency (EMA), atau regulator obat Uni Eropa.

Pernyataan itu muncul setelah EMA yang berbasis di Amsterdam mengatakan telah menjadi korban serangan peretasan, tanpa menyebut kapan itu terjadi.

Daftar panjang upaya peretasan Pyongyang

Tuduhan meretas Pfizer muncul hanya seminggu setelah laporan rahasia PBB yang dilihat oleh AFP, mengungkap bahwa Korea Utara telah mencuri lebih dari 300 juta dollar cryptocurrency melalui serangan siber dalam beberapa bulan terakhir.

Hasil curian tersebut diduga digunakan untuk mendukung program senjatanya.

Dokumen itu juga menyebutkan lembaga keuangan dan bursa yang diretas, dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan bagi pengembangan nuklir dan rudal Pyongyang.

Kemampuan perang dunia maya Pyongyang pertama kali mencuat secara global pada tahun 2014 ketika dituduh meretas Sony Pictures Entertainment sebagai aksi balas dendam atas "The Interview", film satir yang mengejek pemimpin Kim.

Baca Juga: Kim Jong-Un Pamerkan Rudal Kapal Selam Baru saat Parade Militer Korea Utara

Serangan tersebut membocorkan beberapa film yang belum dirilis dan banyak dokumen rahasia online lainnya.

Korea Utara juga dituduh melakukan pencurian dana besar-besaran senilai 81 juta dollar dari Bank Sentral Bangladesh dan pencurian 60 juta dollar AS dari sebuah bank di Taiwan

Peretas Pyongyang juga turut disalahkan atas serangan siber global dengan ransomware WannaCry 2017, yang menginfeksi sekitar 300 ribu komputer di 150 negara, mengenkripsi file pengguna, dan menuntut tebusan ratusan dolar dari para pengguna agar kembali mendapatkan akses komputernya.

Pyongyang membantah tuduhan itu dan mengatakan mereka "tidak ada hubungannya dengan serangan-serangan dunia maya."

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU