Kisah WNI di Tengah Kudeta Myanmar, Pengunjuk Rasa Tidak Ada yang Rusak Fasilitas Umum atau Menjarah
Kompas dunia | 8 Februari 2021, 20:50 WIBDuta Besar Indonesia untuk Myanmar, Iza Fadri, dalam pertemuan virtual dengan warga negara Indonesia Senin (08/02/2021) mengatakan, unjuk rasa yang telah terjadi dalam beberapa hari ini terdengar dari kantor kedutaan, dan ia mengimbau warga Indonesia untuk tidak keluar rumah.
Namun sejauh ini menurut Iza, unjuk rasa dalam tiga hari terakhir berjalan damai.
Perkembangan terakhir hari ini, unjuk rasa membesar di berbagai kota mengecam kudeta militer dan penangkapan Aung San Suu Kyi serta presiden dan pejabat negara serta anggota parlemen hasil pemilu November lalu.
Pengunjuk rasa juga menuntut pihak militer menghormati hasil pemilu bulan November tahun lalu.
Baca Juga: Pengunjuk Rasa Penentang Kudeta Myanmar Dihadang Polisi dengan Meriam Air
Di ibu kota Myanmar, Naypyidaw, polisi menggunakan kanon air dalam menghadapi para buruh yang mogok. Sejumlah laporan menyebutkan ada beberapa yang terluka.
Saluran TV pemerintah Myanmar MRTV juga sudah menyiarkan peringatan akan ada tindakan yang diambil terhadap para pedemo anti-kudeta yang melanggar hukum.
Teks yang dibacakan penyiar MRTV milik pemerintah menyebut, ada pelanggaran hukum dan ancaman kekerasan oleh kelompok-kelompok yang menggunakan alasan demokrasi serta HAM.
"Tindakan harus diambil sesuai hukum dengan langkah efektif terhadap pelanggaran yang mengganggu, menghambat, dan merusak stabilitas negara, keamanan publik, serta supremasi hukum," kata pernyataan itu dikutip dari AFP yang dilansir Kompas.com
Baca Juga: Demo Kudeta, Mahasiswa Serukan Militer Myanmar Kembali ke Barak
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV