> >

Vaksin BioNTech Diyakini Manjur Lawan Varian Baru Virus Corona

Kompas dunia | 22 Desember 2020, 23:39 WIB
Vaksin Pfizer - BioNTech untuk melawan Covid-19. (Sumber: AP Photo / Frank Augstein)

“Kami selalu tertarik melihat fasilitas yang dapat mendongkrak produksi kami tahun depan,” ujarnya seperti dikutip dari Associated Press, dan menyebut akuisisi sebuah pabrik Novartis di Jerman baru-baru ini. “Bahkan, kami akan melakukan transaksi yang sangat cepat jika kami bisa.”

Baca Juga: Polemik Vaksin Covid-19: Senjangnya Ketersediaan Vaksin Antara Negara Kaya dan Negara Miskin

BioNTech memperkirakan bahwa permintaan atas vaksin Covid akan berlanjut di masa mendatang.

“Virus ini tidak akan pergi,” ujar Marett. “Virus ini akan ada paling tidak selama 10 tahun ke depan, maka dari itu, penting agar orang-orang dapat divaksinasi.”

Namun, masih belum jelas berapa lama imun yang dihasilkan dari vaksin ini akan bertahan.

“Sangat mungkin kita akan butuh suntikan vaksin pendorong,” kata Marett. “Jadi penyuntikan akan dilakukan berulang, mungkin sekali setiap tahun, atau setiap dua tahun. Kami belum tahu pasti.”

Sejumlah negara Uni Eropa menyatakan bahwa mereka berencana untuk melakukan vaksinasi pada hari Minggu. Menteri Kesehatan Jerman, Jens Spahn memperkirakan, hingga akhir tahun ini, warga Jerman akan menerima 1,3 juta dosis vaksin .

Jerman merupakan salah satu negara Eropa yang telah melarang penerbangan yang berasal dari Inggris lantaran khawatir akan penyebaran varian baru virus corona.

“Kami ingin menghindari varian baru virus yang kemungkinan berbahaya ini menyebar di benua Eropa selama yang kami bisa,” tegas Spahn.

Namun, Lothar Wieler, kepala pusat kontrol penyakit nasional Jerman menyatakan, kemungkinan besar varian baru virus dari Inggris justru sudah beredar di Jerman.

Baca Juga: WHO: Tidak Perlu Terlalu Khawatir Dengan Varian Baru Virus Covid-19

Wieler yang mengepalai Institus Robert Koch, mengatakan, perubahan material genetis virus merupakan hal yang biasa terjadi, dan akan mempengaruhi tingkat penularannya.

“Yang sesungguhnya terjadi di Inggris belum sepenuhnya jelas,” ujar Wieler. “Yang sudah jelas, semakin luas virus ini beredar, semakin besar pula kesempatan virus untuk berubah.”

Christian Drosten, ahli virus Jerman yang semula bersikap skeptis tentang laporan yang menyebut bahwa varian baru virus ini jauh lebih menular, mengungkapkan keprihatinannya setelah memeriksa data lebih lanjut. “Sayangnya, varian baru virus ini tidak terlihat bagus,” cuitnya di Twitter.

Namun, Drosten menambahkan, “Sisi positifnya, kasus-kasus mutasi virus ini meningkat di wilayah-wilayah dengan angka (penularan) keseluruhan yang tinggi atau meningkat. Jadi, pengurangan kontak juga manjur untuk menekan penyebaran mutasi virus.”

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU