> >

Jenazah Umat Islam yang Meninggal Covid-19 Dipaksa Dikremasi, Muslim Sri Lanka Marah

Kompas dunia | 18 Desember 2020, 22:19 WIB
Umat Islam Sri Lanka marah dan protes dengan pemaksaan kremasi untuk jenazah Covid-19. (Sumber: AP Photo)

Baca Juga: Foto Telanjang di Hagia Sophia, Model Playboy Ini Dikejar Turki dan Hadapi Hukuman Penjara 7 Tahun

“Mereka mengatakan karena bayi kami pasien Covid-19, mereka bisa mengkremasinya. Mereka terburu-buru mengkremasi bayi kami. Saat kami bertanya, mereka tak mampu memberikan jawaban yang jelas,” tambahnya.

Salah satu keluarga bahkan menolak untuk membayar biaya yang diminta oleh pemerintah untuk menutupi ongkos kremasi sebagai bentuk protes terhadap kebijakan itu.

“Kami tak pergi ke kamar mayat, jadi tak tahu apa yang terjadi. Agama kami, Islam, melarang kremasi jenazah. Oleh seba itu kami tak menerimanya, dan tak memberikan izin,” tutur Mohammed Farrok Mohammed Ashraf, keponakan dari salah satu jenazah, Mohammad Jeffrey.

Baca Juga: Selebgram yang Dijuluki Kim Kardashian Meksiko, Joselyn Cano Meninggal saat Operasi Plastik

“Saya hanya mengatakan kepada mereka untuk menyimpan jenazah tersebut dan melakukan apa yang mereka inginkan,” tambahnya.

Keputusan Pemerintah Sri Lanka memberlakukan kremasi bagi jasad penderita Covid-19 menimbulkan kritikan dari berbagai pihak.

Salah satnya berasal dari Pemimpin Aliansi Persatuan Nasional (NUA) dan mantan Gubernur Provinsi bagian Barat, Azeth Sadley.

Baca Juga: Ketua DPR Dukung Pemerintah Tidak Akan Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

“Mereka mengambil keputusan komunal. Pemerintah ingin menyakiti perasaan minoritas. Mereka melanggar pedoman WHO dan dasar dari hak asasi manusia,” katanya.

“Mereka bahkan tak membiarkan seorang bayi yang baru berusia 20 tahun. Bahkan untuk menambah kesediaan keluarganya, pemerintah meminta mereka membayar untuk menutupi ongkos kremasi,” tambahnya.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU