Kematian Akibat Virus Corona di AS Semakin Tinggi Jelang Libur Akhir Tahun
Kompas dunia | 9 Desember 2020, 05:44 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS), telah melonjak dengan rata-rata lebih dari 2.200 orang per hari. Jumlah ini menyamai puncak yang pernah dicapai bulan April lalu.
Sedangkan rata-rata kasus per hari telah melampaui 200.000 kasus, untuk pertama kalinya sejak pandemi. Melonjaknya kasus Covid-19 di AS, diperkirakan karena dampak dari liburan Thanksgiving dan menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Hampir setiap negara bagian di AS telah melaporkan lonjakan kasus Covid-19.
“Apa yang kami lakukan sekarang benar-benar akan menjadi masalah hidup dan mati bagi banyak warga kami,” ujar Gubernur Washington Jay Inslee, Selasa (8/12/2020). Kini Washington memperluas pembatasan pada bisnis dan pertemuan sosial, termasuk larangan makan dan minum dalam ruangan di restoran dan bar.
Pejabat California memberi gambaran yang mengerikan, karena lebih dari 22.000 penduduknya dinyatakan positif virus corona setiap hari. Sekitar 12% di antaranya membutuhkan perawatan di rumah sakit selama dua hingga tiga minggu.
Baca Juga: Trump Puji Keajaiban Vaksin, Biden Janji Distribusikan Vaksin di 100 Hari Pertama Bekerja
Mereka khawatir lonjakan itu bisa segera membanjiri unit perawatan intensif. Pusat Medis Universitas Riverside California Selatan, telah melangkah lebih jauh dengan membuka ruang ICU tambahan.
Di Georgia, jumlah infeksi virus corona yang terkonfirmasi atau dicurigai, telah melonjak lebih dari 70% dalam sepekan terakhir.
"Kami membalikkan keuntungan yang kami peroleh, setelah terjadi lonjakan kasus pada musim panas," kata Amber Schmidtke, seorang ahli epidemiologi yang melakukan analisis harian terhadap angka Covid-19 Georgia.
Gubernur Carolina Utara memberlakukan jam malam setelah pukul 10 malam. Mereka juga mengirim pesan sms secara massal untuk mendesak warga agar tetap tinggal di rumah. Dalam 12 hari terakhir, Carolina Utara mencapai titik tertinggi baru dalam jumlah pasien di rumah sakit. Jumlah pasien berlipat ganda selama sebulan terakhir menjadi hampir 2.400 orang.
Banyak orang Amerika mengabaikan peringatan untuk tidak melakukan perjalanan selama Thanksgiving dan telah mengabaikan tindakan pencegahan keamanan lainnya. Pada Sabtu malam, polisi di California Selatan menangkap hampir 160 orang. Banyak dari mereka tidak mengenakan masker, bahkan ada warga yang mengadakan pesta di rumah.
Deborah Birx, koordinator satuan tugas virus korona Gedung Putih, memberikan teguran halus tentang cara Presiden Donald Trump yang meremehkan penyakit tersebut dan melemahkan para ilmuwan.
Baca Juga: Margaret Keenan dan William Shakespeare Jadi Orang Pertama yang Mendapat Vaksin Pfizer
"Pesan harus sangat konsisten," kata Birx pada konferensi CEO Wall Street Journal pada Selasa. “Saya pikir kita perlu lebih konsisten dalam menangani mitos yang ada - bahwa Covid-19 tidak benar-benar ada, atau bahwa kematiannya dibuat-buat, atau rawat inap untuk penyakit lain yang bukan Covid," ujarnya.
Pada hari Kamis, panel penasihat Food and Drug Administration (FDA) diharapkan akan mengesahkan penggunaan darurat vaksin Covid-19 Pfizer, dan suntikan dapat dimulai segera setelah itu. Inggris pada hari Selasa telah mulai menggunakan vaksin Pfizer dan menjadi negara pertama di barat yang memulai vaksinasi massal.
Namun, kampanye vaksinasi apa pun akan memakan waktu berbulan-bulan, dan pakar kesehatan AS memperingatkan lonjakan infeksi yang terus berlanjut dalam beberapa minggu mendatang saat orang berkumpul untuk liburan.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV