> >

Margaret Keenan dan William Shakespeare Jadi Orang Pertama yang Mendapat Vaksin Pfizer

Kompas dunia | 9 Desember 2020, 03:56 WIB
Staf Rumah Sakit Universitas Coventry menyambut dan bertepuk tangan setelah Margaret Keenan mendapatkan suntikan pertama vaksin Covid-19 buatan Pfizer-Biotech di Inggris, Selasa (8/12/2020). Pejabat kesehatan Inggris menyebut hari ini sebagai “V-Day”, yang mengacu pada “victory”, sebagai upaya untuk keluar dari lorong gelap pandemi Covid-19. (Sumber: Associated Press)

LONDON, KOMPAS.TV – Seorang pensiunan pegawai toko di Inggris, Margaret Keenan, merupakan orang pertama yang mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 di Inggris, Selasa (8/12/2020).

Keenan berada di antrean pertama di Rumah Sakit Universitas Coventry, yang merupakan salah satu dari beberapa rumah sakit yang menangani tahap awal program vaksinasi di Inggris Raya. Ia akan berulang tahun ke-91 minggu depan dan menyebut vaksinasi ini merupakan hadiah ulang tahun baginya.

“Ini adalah hadiah ulang tahun terbaik yang bisa saya harapkan. Ini berarti saya akhirnya bisa berharap untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman pada tahun baru nanti. Sebelumnya saya menghabiskan waktu hanya sendiri, hampir sepanjang tahun ini,” ujar Keenan seperti dikutip dari the Associated Press.

Sedangkan suntikan kedua diberikan kepada seorang pria berusia 81 tahun bernama William Shakespeare. Dia bukanlah seorang penyair atau pembuat puisi, hanya memiliki nama yang sama dengan penulis legendaris Inggris yang terkenal dengan karya berjudul Romeo dan Juliet. Namun demikian, Shakespeare juga berasal dari Warwickshire, daerah tempat sang penyair lahir.

Baca Juga: Ini Dia Penerima Pertama Vaksin Corona di Inggris!

“Apakah ini jarum yang saya lihat di depan saya?" Shakespeare bertanya dengan reaksi yang datar, tidak puitis atau dramatis seperti namanya. Namun dia mengatakan senang mendapat suntikan ini di Rumah Sakit Universitas Coventry dan mengatakan para staf di rumah sakit ini luar biasa.

Keenan dan Shakespeare merupakan dua orang pertama dari  800.000 dosis vaksin Pfizer-BioNTech yang akan diberikan dalam beberapa minggu mendatang di Inggris. Suntikan pertama akan diberikan kepada kelompok orang yang berusia di atas 80 tahun dan dirawat di rumah sakit atau sudah memiliki janji rawat jalan.

Selain itu, pekerja panti jompo dan staf vaksinasi juga menjadi kelompok pertama yang mendapat vaksin. Sedangkan orang-orang di luar kelompok ini, masih harus menunggu lebih lama.

Baca Juga: Inggris Bersiap untuk “V-Day”: Hari Pertama Menyuntikkan Vaksin Corona

Sedangkan May Parsons, merupakan perawat yang memasukkan jarum suntik ke bahu kiri Keenan, dan mendorong cairan di dalamnya untuk mengirimkan kekebalan ke dalam tubuh Keenan. Parsons berasal dari Filipina dan telah bekerja untuk National Health Service (NHS) selama 24 tahun terakhir.

“Saya senang bisa ikut berperan di hari bersejarah ini. Beberapa bulan terakhir ini merupakan hari-hari yang berat bagi kami semua di NHS, tapi sekarang rasanya ada cahaya di ujung terowongan,” ujarnya.

Hari pertama penyuntikan vaksin Covid-19 di Inggris disambut dengan antusias. Pejabat kesehatan di Inggris bahkan menyebut hari ini sebagai “V-Day”. Jika pendaratan pertama tentara sekutu di Prancis untuk menghentikan Perang Dunia II disebut “D-Day”, maka upaya pertama untuk menghentikan perang dengan virus corona, disebut sebagai “V-Day”.

“V” mengacu pada isyarat dua jari tangan yang berarti “victory” atau kemenangan. Upaya Inggris dalam vaksinasi ini mengingatkan mereka pada seruan patriotik Winston Churchill dalam Perang Dunia II.

Inggris adalah negara Barat pertama yang memulai program vaksinasi massal setelah regulator Inggris pekan lalu mengesahkan penggunaan suntikan Covid-19 yang dikembangkan oleh pembuat vaksin AS Pfizer dan BioNTech yang berasal dari Jerman. Regulator AS dan Uni Eropa kemungkinan baru menyetujui vaksin ini dalam beberapa hari atau minggu mendatang, untuk mendorong upaya imunisasi global.

Baca Juga: Telah Siap! 800 Ribu Dosis Vaksin Pfizer-BioNTech untuk Imunisasi di Inggris

Di tengah keriuhan yang menyambut suntikan pertama Inggris, pihak berwenang memperingatkan bahwa program vaksinasi akan memakan waktu berbulan-bulan. Hal ini berarti, pembatasan sosial masih akan berlangsung hingga musim semi mendatang.

"Kami masih memiliki jalan yang panjang di depan kami, tetapi ini menandai adanya jalan keluar," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock seperti dikutip dari BBC.

Vaksin lain yang juga sedang ditinjau oleh regulator di seluruh dunia adalah vaksin buatan Universitas Oxford dan produsen obat AstraZeneca. Selain itu, ada juga vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi AS, Moderna.

Pejabat kesehatan Inggris meminta masyarakat untuk bersabar karena hanya kelompok yang paling berisiko terkena virus, yang akan divaksinasi pada tahap awal. Staf medis akan menghubungi orang-orang untuk mengatur janji, dan sebagian besar harus menunggu hingga tahun depan hingga vaksin mencukupi untuk program yang lebih luas.

Istana Buckingham masih menolak berkomentar bahwa Ratu Elizabeth II yang berusia 94 tahun dan suaminya yang berusia 99 tahun, Pangeran Philip, akan divaksinasi dalam gelombang pertama ini.

Inggris adalah negara pertama yang menggunakan vaksin yang teruji, untuk digunakan kepada masyarakat umum. Pada hari Sabtu, Rusia mulai memvaksinasi ribuan dokter, guru, dan lainnya di puluhan pusat vaksinasi di Moskow, dengan vaksin Sputnik V.

China juga mulai menggunakan vaksin produksi sendiri kepada warganya dan menjualnya ke luar negeri. Namun vaksin buatan Rusia dan China, dipandang negara-negara barat belum menyelesaikan uji coba tahap akhir yang dianggap penting oleh para ilmuwan.

Bagaimanapun, vaksin tetaplah eksperimental. Meskipun vaksin dapat mencegah orang jatuh sakit, namun masih belum diketahui berapa lama perlindungan tersebut bisa bertahan. Tapi upaya apapun tetap harus dicoba pada saat ini, untuk keluar dari lorong gelap pandemi Covid-19.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU