Margaret Keenan dan William Shakespeare Jadi Orang Pertama yang Mendapat Vaksin Pfizer
Kompas dunia | 9 Desember 2020, 03:56 WIBHari pertama penyuntikan vaksin Covid-19 di Inggris disambut dengan antusias. Pejabat kesehatan di Inggris bahkan menyebut hari ini sebagai “V-Day”. Jika pendaratan pertama tentara sekutu di Prancis untuk menghentikan Perang Dunia II disebut “D-Day”, maka upaya pertama untuk menghentikan perang dengan virus corona, disebut sebagai “V-Day”.
“V” mengacu pada isyarat dua jari tangan yang berarti “victory” atau kemenangan. Upaya Inggris dalam vaksinasi ini mengingatkan mereka pada seruan patriotik Winston Churchill dalam Perang Dunia II.
Inggris adalah negara Barat pertama yang memulai program vaksinasi massal setelah regulator Inggris pekan lalu mengesahkan penggunaan suntikan Covid-19 yang dikembangkan oleh pembuat vaksin AS Pfizer dan BioNTech yang berasal dari Jerman. Regulator AS dan Uni Eropa kemungkinan baru menyetujui vaksin ini dalam beberapa hari atau minggu mendatang, untuk mendorong upaya imunisasi global.
Baca Juga: Telah Siap! 800 Ribu Dosis Vaksin Pfizer-BioNTech untuk Imunisasi di Inggris
Di tengah keriuhan yang menyambut suntikan pertama Inggris, pihak berwenang memperingatkan bahwa program vaksinasi akan memakan waktu berbulan-bulan. Hal ini berarti, pembatasan sosial masih akan berlangsung hingga musim semi mendatang.
"Kami masih memiliki jalan yang panjang di depan kami, tetapi ini menandai adanya jalan keluar," kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock seperti dikutip dari BBC.
Vaksin lain yang juga sedang ditinjau oleh regulator di seluruh dunia adalah vaksin buatan Universitas Oxford dan produsen obat AstraZeneca. Selain itu, ada juga vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi AS, Moderna.
Pejabat kesehatan Inggris meminta masyarakat untuk bersabar karena hanya kelompok yang paling berisiko terkena virus, yang akan divaksinasi pada tahap awal. Staf medis akan menghubungi orang-orang untuk mengatur janji, dan sebagian besar harus menunggu hingga tahun depan hingga vaksin mencukupi untuk program yang lebih luas.
Istana Buckingham masih menolak berkomentar bahwa Ratu Elizabeth II yang berusia 94 tahun dan suaminya yang berusia 99 tahun, Pangeran Philip, akan divaksinasi dalam gelombang pertama ini.
Inggris adalah negara pertama yang menggunakan vaksin yang teruji, untuk digunakan kepada masyarakat umum. Pada hari Sabtu, Rusia mulai memvaksinasi ribuan dokter, guru, dan lainnya di puluhan pusat vaksinasi di Moskow, dengan vaksin Sputnik V.
China juga mulai menggunakan vaksin produksi sendiri kepada warganya dan menjualnya ke luar negeri. Namun vaksin buatan Rusia dan China, dipandang negara-negara barat belum menyelesaikan uji coba tahap akhir yang dianggap penting oleh para ilmuwan.
Bagaimanapun, vaksin tetaplah eksperimental. Meskipun vaksin dapat mencegah orang jatuh sakit, namun masih belum diketahui berapa lama perlindungan tersebut bisa bertahan. Tapi upaya apapun tetap harus dicoba pada saat ini, untuk keluar dari lorong gelap pandemi Covid-19.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV