Putin Puji Keberanian Perdana Menteri Armenia usai Jalin Kesepakatan Damai dengan Azerbaijan
Kompas dunia | 3 Desember 2020, 16:47 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia, Vladimir Putin memuji keberanian Perdana Menteri Armenia, Nicol Pashinyan setelah menjalin kesepakatan damai dengan Azerbaijan.
Kesepakatan damai tersebut dilakukan untuk mengakhiri konflik di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Rusia sendiri dalam kesepakatan damai tersebut berperan sebagai mediator antara kedua negara.
Baca Juga: China Sentil Kemarahan Australia Terkait Foto Tentaranya yang Pegang Pisau di Leher Anak Afghanistan
Putin memuji keberanian Pashinyan itu dalam pertemuan dengan pemimpin dari Organisasi Penjian Keamanan Kolektif (CSTO).
Menurut Putin keputusan Pashinyan itu memang perlu dilakukan meski menyakitkan.
“Mereka memperlukan banyak kepribadian persona sebagai bagian daru Perdana Menteri,” ujar Putin seperti dilansir dari Al-Jazeera.
Baca Juga: Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi Resmi Bertugas
“Tugas kami saat ini adalah mendukung kedua Perdana Menteri dan timnya unruk memastikan perdamaian,” tambahnya.
Pujian tersebut menjadi sebuah dukungan terhadap Pashinyan yang mendapat tekanan dari dalam negaranya karena perjanjian tersebut.
Baca Juga: Israel Kirimkan 1,1 Miliar Dollar AS Dana Pungutan Pajak untuk Otoritas Palestina
Pasalnya pada kesepakatan damai tersebut, Azerbaijan mendapatkan sejumlah daerah yang berada di posisi terluar wilayah Nagorno-Karabakh.
Masyarakat Armenia pun melabeli Pashinyan sebagai pengkhianat atas keputusannya tersebut.
Bahkan ada usaha pembunuhan terhadap Pashinyan, yang berhasil digagalkan pada pekan lalu.
Baca Juga: Pastikan Kembali Maju pada Pemilihan Presiden 2024, Donald Trump: Sampai Bertemu 4 Tahun Lagi
Perebutan terhadap wilayah konflik Nagorno-Karabakh sudah terjadi sejak Armenia dan Azerbaijan memisahkan diri dari Uni Sovyet.
Pertempuran teranyar terjadi pada 27 September lalu, hingga akhirnya kedua negara menempuh kesepakatan damai pada awal November.
Pertempuran tersebut menyebabkan ribuan orang tewas dan sejumlah lainnya kehilangan tempat tinggal.
Penulis : Haryo-Jati
Sumber : Kompas TV