Di Akhir Masa Jabatan, Trump Akan Kurangi Pasukan di Afghanistan dan Irak
Kompas dunia | 17 November 2020, 03:29 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemerintahan Trump diperkirakan akan memangkas jumlah pasukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan hampir setengahnya menjadi 2.500 pada 15 Januari. Pentagon juga akan memangkas sebanyak 500 pasukan di Irak, menjadi 2.500.
Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat AS pada Senin (16/11/2020). Pejabat itu mengatakan, para pemimpin militer telah diberitahu pada akhir pekan lalu tentang rencana penarikan pasukan ini. Namun rencana ini belum disampaikan kepada para komandan di lapangan.
Seperti dikutip dari the Associated Press, pejabat itu tidak mau disebutkan namanya. Saat ini diketahui ada sekitar 4.500 hingga 5.000 pasukan di Afghanistan dan lebih dari 3.000 di Irak.
Keputusan itu tidak mengherankan, menyusul perombakan Trump dalam kepemimpinan Pentagon minggu lalu dimana ia mengganti Menteri Pertahanan Mark Esper dan memasang loyalisnya di berbagai posisi strategis di Pentagon.
Baca Juga: Trump Pecat Menteri Pertahanan Mark Esper Melalui Twitter
Pemotongan pasukan ini membuat Trump melakukan pencapaian baik di minggu-minggu terakhir masa jabatannya, bahkan ketika dia menolak untuk mengakui kekalahannya dalam pemilu.
Rencananya, pengurangan pasukan akan selesai pada lima hari sebelum Biden menjabat. Sehingga Trump meninggalkan kursi kepresidenan dengan jejak militer yang lebih kecil di dua zona perang utama.
Menteri Pertahanan AS yang baru, Christopher Miller, mengisyaratkan penarikan pasukan ini dengan hati-hati.
Seperti dikutip dari the Associated Press, Christopher Miller mengatakan, “Kami tetap berkomitmen untuk menyelesaikan perang yang dibawa Al Qaida ke wilayah kami pada tahun 2001."
Baca Juga: Joe Biden Akan Percayakan Jabatan Menteri Pertahanan AS kepada Wanita, Siapa Dia?
Dia memperingatkan bahwa AS harus menghindari kesalahan strategis masa lalu karena gagal melihat pertarungan sampai akhir. Namun dia juga menjelaskan bahwa semua perang harus diakhiri.
“Pertarungan ini sudah lama dan pengorbanan kami sangat besar. Banyak yang sudah lelah dengan perang dan saya adalah salah satunya," ujarnya.
“Mengakhiri perang membutuhkan kompromi dan kemitraan. Kami menghadapi tantangan dan kami telah memberikan semuanya. Sekarang sudah waktunya pulang,” tambahnya.
Namun, penarikan pasukan yang dipercepat itu bertentangan dengan nasihat lama dari kepemimpinan militer Trump, termasuk Jenderal Marinir Frank McKenzie, komandan tinggi AS untuk Timur Tengah.
Tetapi minggu ini para pejabat mengatakan bahwa para komandan akan dapat hidup dengan penarikan parsial. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan pasukan kontraterorisme di Afghanistan dan memberikan lebih banyak waktu untuk melepaskan peralatan perang yang penting.
McKenzie telah berulang kali berpendapat bahwa penarikan yang tergesa-gesa dapat melemahkan negosiasi untuk menyelesaikan negosiasi perdamaian yang sedang berlangsung antara Taliban dan perwakilan masyarakat Afghanistan, termasuk pemerintah Afghanistan saat ini.
Baca Juga: Setelah Menhan Esper Dipecat, Gedung Putih Menempatkan Loyalis Trump ke Posisi Strategis di Pentagon
Dan mereka juga memperingatkan bahwa pasukan AS harus tetap berada di negara itu untuk mengawasi militan ISIS.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV