Trump Pecat Menteri Pertahanan Mark Esper Melalui Twitter
Kompas dunia | 10 November 2020, 08:36 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden AS Donald Trump menyatakan telah memberhentikan Menteri Pertahanan Mark Esper pada Senin (9/11/2020). Hal ini dilakukannya di bulan-bulan terakhir menjelang Trump turun tahta sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Trump mencuitkan di Twitter bahwa Direktur National Counterterrorism Center Christopher Miller, akan mengambil alih jabatan sebagai Menteri Pertahanan.
"Mark Esper telah diberhentikan," tulis Trump dalam cuitannya. Ia menambahkan bahwa bahwa Miller akan bertindak sebagai menhan dengan segera.
Baca Juga: Transisi Kekuasaan dari Trump ke Biden Terancam Tidak Mulus
Seperti dikutip dari Reuters, seorang pejabat pertahanan AS yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows menelepon Esper hanya beberapa menit sebelumnya, untuk memberitahu Esper bahwa Trump akan memecatnya melalui Twitter.
Christopher Miller kemudian tiba di Pentagon hanya sekitar satu jam setelah Trump mengumumkannya melalui Twitter. Bahkan Pentagon sendiri belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai pergantian Menhan ini.
Tidak diketahui apakah Esper masih berada di dalam gedung Pentagon, pada saat Miller tiba disana untuk menggantikannya.
Baca Juga: Trump Kalah di Pilpres AS 2020, Warga New York Bergembira
Seorang sumber yang dikutip Reuters mengatakan, Esper telah lama mempersiapkan pengunduran dirinya, atau pun pemecatannya. Dia telah mempersiapkan diri setelah pemilihan pekan lalu, terutama jika Trump memenangkan masa jabatan kedua.
Namun ternyata Trump tetap memecat Esper, bahkan setelah dia kalah dalam pemilihan umum.
Dalam sepucuk surat kepada Kementerian Pertahanan yang dikeluarkan Senin malam, Esper mengatakan dia menyingkir karena menyadari bahwa masih banyak lagi yang ingin dia capai.
Esper memuji militer karena tetap bersikap ‘apolitis’. Esper sering menggunakan kata ‘apolitis’, yang dinilai oleh lawan Trump sebagai kritik implisit terhadap Trump. Trump selama ini sering menggambarkan bahwa militer merupakan pendukungnya, karena ia telah menaikkan anggaran pertahanan.
Sebelumnya, Trump juga terlibat silang pendapat dengan Esper, terutama tentang ancaman Trump untuk menggunakan militer, dalam upaya untuk menertibkan protes yang terjadi akibat ketidakadilan rasial, setelah polisi membunuh George Floyd di Minneapolis.
Sementara itu Partai Demokrat merespon pemecatan ini dengan cemas. Menurut Partai Demokrat, langkah ini berbahaya karena mengirim pesan berbahaya kepada musuh AS dan mengesankan proses transisi yang tidak mulus, ketika Biden bersiap untuk menjabat sebagai Presiden AS.
Baca Juga: Pemeran Borat Ledek Donald Trump Setelah Gagal Kembali Jadi Presiden AS
Pemecatan ini pun menuai kritik dari parlemen. Ketua Parlemen AS Nancy Pelocy menyebut peristiwa ini merupakan upaya untuk menabur kekacauan.
"Pemecatan mendadak terhadap Menhan Esper adalah sebuah bukti yang mengganggu, bahwa Presiden Trump bermaksud menggunakan hari-hari terakhirnya di kantor untuk menabur kekacauan dalam demokrasi di Amerika dan di seluruh dunia," kata Ketua Parlemen Nancy Pelosi, seperti dilansir dari the Reuters.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV