Pelaku Penyerangan di Gereja Prancis Berasal dari Tunisia dan Membawa Salinan Al Quran
Kompas dunia | 30 Oktober 2020, 04:14 WIBNICE, KOMPAS.TV - Jaksa penuntut anti-terorisme Prancis Jean-Francois Ricard mengatakan, pelaku yang membunuh tiga orang di sebuah gereja Nice adalah seorang pria yang berasal dari Tunisia.
Pria ini berusia sekitar 20 tahun yang masuk ke Prancis dari Italia. Saat penyerangan, dia membawa salinan kitab suci Islam, Alquran.
Jean-Francois Ricard mengatakan pada konferensi pers Kamis (29/10/2020) malam, bahwa pria itu tiba di Italia dengan mencapai pulau Lampedusa di Mediterania pada 10 September 2020.
Setelah itu, dia melakukan perjalanan ke Paris pada Oktober. 9.
Informasi perjalanan didapatkan dari dokumen tentang pria tersebut dari Palang Merah Italia.
Pelaku penyerangan saat ini terluka parah dan sedang dirawat di rumah sakit.
Baca Juga: Aksi Pemenggalan dan Penusukan Kembali Terjadi di Prancis, Tiga Orang Tewas
Ricard kemudian menceritakan bagaimana serangan mengerikan itu terjadi.
Menurutnya pelaku penyerangan langsung membunuh dua orang yang merupakan pria dan wanita, yang dia temui dalam basilika Nice. Kedua orang ini langsung meninggal di tempat.
Sedangkan korban ketiga adalah wanita berusia 44 tahun, yang berusaha melarikan diri dengan berlari ke restoran terdekat. Ia kemudian meninggal di restoran tersebut.
Korban perempuan yang meninggal di dalam gereja berusia 60 tahun dan tubuhnya ditemukan di pintu masuk gereja. Ia menderita luka yang dalam seperti dipenggal.
“Pria berusia 55 tahun yang menjadi korban di dalam gereja, juga meninggal karena luka dalam di tenggorokannya,” tambah Ricard.
Baca Juga: Penyerangan di Gereja Prancis, Emmanuel Macron: Prancis Sedang Diserang
Pemerintah Prancis langsung membuka penyelidikan atas peristiwa ini. Jaksa penuntut mengatakan, penyerang yang lahir pada tahun 1999 itu tak masuk radar badan intelijen sebagai potensi ancaman.
Sebuah Al Quran dan dua telepon, termasuk di antara barang-barang yang ditemukan dibawa oleh pelaku penyerangan.
Selain itu juga ditemukan sebuah pisau yang digunakan untuk membunuh korban. Pisau tersebut memiliki bilah sepanjang 17 sentimeter.
Sebuah tas berisi perlengkapan pribadi juga ditemukan bersama pelaku. Di dalam tas juga ditemukan dua pisau yang tak terpakai.
Baca Juga: Linimasa Serangan Teroris di Prancis Beberapa Tahun Terakhir
Media Italia melaporkan hari Kamis, tanpa menyebutkan sumber, bahwa sebelumnya pelaku tiba di Lampedusa pada bulan September.
Dia menghabiskan dua minggu di kapal karantina di Bari dan kemudian menerima pemberitahuan pengusiran. Ia kemudian menyelinap pergi dan melewati perbatasan ke Prancis.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV