> >

Sambil Shalawat, Cendikiawan Muslim di Gaza Serukan Boikot Produk Prancis

Kompas dunia | 27 Oktober 2020, 01:57 WIB
Cendikiawan muslim melakukan demonstrasi di depan Pusat Kebudayaan Prancis di di Gaza, Palestina. Mereka menyerukan masyarakat dunia untuk memboikot produk Prancis. (Sumber: the Palestine Chronicle)

GAZA, KOMPAS.TV - Puluhan cendekiawan Islam berdemonstrasi di Kota Gaza, Palestina.

Mereka mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron karena membela serangkaian kartun yang dianggap umat muslim menghina Nabi Muhammad.

Para imam, pengkhotbah dan syekh berkumpul di luar Pusat Kebudayaan Prancis di Gaza pada hari Minggu (25/10/2020).

Sambil melantunkan shalawat, mereka berdemonstrasi untuk menyerukan pemboikotan barang-barang Prancis.

Protes itu diserukan oleh masyarakat Islam yang berafiliasi dengan Hamas, kelompok militan Palestina yang menguasai Jalur Gaza.

Baca Juga: Kaum Muslim Serukan Boikot Produk Prancis

Para pengunjuk rasa memegang spanduk yang menunjukkan foto-foto wajah Macron yang dicoret atau dengan tanda tapak sepatu di atasnya, tanda mereka menginjak wajah Macron.

Seorang pria yang memegang poster dengan wajah Macron dicoret. Poster tersebut bertuliskan Arab yang memiliki arti, "Terlepas dari kejahatan Macron, kami bangkit membela Nabi kami".

Anggota parlemen Hamas Yousef al-Shrafi meminta umat Islam untuk memboikot barang-barang Prancis.

"Anda (umat muslim) harus bersatu untuk memboikot barang-barang Prancis, karena ekonomi merugikan mereka lebih dari apa pun. Jadi, Anda harus memikul tanggung jawab Anda,” ujar Yousef al-Shrafi seperti dilansir dari the Associated Press.

Sedangkan bagi non-muslim di dunia, ia menyarankan untuk mengkonsultasikan pemikiran mereka demi masa depan perdamaian di dunia.

Baca Juga: Macron Dianggap Hina Islam, Petinggi Negara Muslim Mengecam

“Bukan masa depan hewan, tetapi masa depan para pengabdi Tuhan. Dan Nabi kami, yang dihina oleh penjahat Macron telah berkata: 'Kami telah mengirimkan rahmat kepada dunia'," tambahnya lagi.

Unjuk rasa ini berlangsung dengan damai, meskipun beberapa pengunjuk rasa sempat merobak poster yang dipasang di depan pusat kebudayaan Prancis di Gaza.

Serangkaian protes terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron berlangsung di beberapa tempat di seluruh dunia. Hal ini menyusul peristiwa yang dianggap menghina nabi Muhammad oleh seorang guru di Prancis.

Guru itu kemudian dibunuh dan dipenggal, yang juga menyulut kemarahan warga Prancis.

Di Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan pernyataan keras dengan mengatakan bahwa Macron membutuhkan perawatan kesehatan mental karena membela kebebasan berpendapat yang melukai umat Islam.

Penyataan Presiden Erdogan ini memicu ketegangan hubungan antara Prancis dan Turki.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mencuitkan dalam Twitter, sebuah pesan yang ditulis dalam bahasa Prancis, Inggis dan Arab. Pesan ini bertuliskan bahwa Prancis tidak akan pernah menyerah.

Dia juga menulis bahwa Prancis menghormati perbedaan dalam semangat perdamaian.

Baca Juga: Pogba Membantah Berhenti dari Timnas Prancis dan Marah Terhadap Macron

Dia menuliskan bahwa dia tidak akan menerima pidato yang sarat akan kebencian dan akan membela debat yang masuk akal.

Prancis bahkan telah memanggil pulang duta besar Prancis di Turki untuk melakukan konsultasi, setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Macron membutuhkan perawatan kesehatan mental.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU