Eropa Dilanda Rekor Covid-19, Aturan Baru Diberlakukan
Kompas dunia | 15 Oktober 2020, 23:28 WIBBERLIN, KOMPAS.TV - Ketakutan menyeruak di Eropa, ketika infeksi virus corona mencapai rekor tertinggi harian di Jerman, Republik Ceko, Italia, dan Polandia. Prancis memberlakukan jam malam pada pukul 21.00. Sedangkan London memberlakukan aturan yang lebih ketat dengan pembatasan perjalanan.
Saat musim panas lalu, sebenarnya kasus Covid-19 di Eropa sudah mulai menurun. Namun karena aturan yang mulai longgar, kini mereka menghadapi gelombang Covid-19 yang kembali meningkat.
Kepala kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa mendesak pemerintah untuk mengendalikan virus tanpa kompromi. Dia mengatakan sebagian besar penyebaran terjadi di rumah, kegiatan dalam ruangan dan komunitas yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Baca Juga: Inggris Terapkan Aturan Pembatasan Baru, Liverpool Jadi Kota Dengan Risiko Tertinggi
“Langkah-langkah ini bertujuan untuk meratakan kurva,” kata Direktur Regional WHO untuk Wilayah Eropa Dr. Hans Kluge, sambil mengenakan masker. "Oleh karena itu, terserah kita untuk menerima (aturan baru) ketika virus corona masih relatif mudah dikendalikan, atau menunggu hingga keadaan sudah sangat parah," katanya seperti dilansir dari the Associated Press.
Negara-negara Eropa kini menghadapi hampir 230.000 kematian yang terkonfirmasi akibat virus corona. Jumlah ini melampaui 217.000 kematian yang dilaporkan di Amerika Serikat. Jumlah ini berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, namun ada kemungkinan jumlah tersebut lebih kecil daripada fakta di lapangan.
Pasar keuangan Eropa turun tajam pada Kamis (15/10/2020), di tengah kekhawatiran bahwa pembatasan sosial baru akan dilakukan.
Lonceng peringatan juga berbunyi di Jerman, yang merupakan negara paling padat di Uni Eropa. Pada hari Kamis, pusat kendali penyakit nasional melaporkan lebih dari 6.600 kasus selama 24 jam terakhir. Jumlah ini melebihi rekor sebelumnya yang terjadi pada bulan Maret, yaitu sejumlah 6.300 kasus dalam satu hari.
Baca Juga: Pemerintah Inggris Libatkan Pemerintah Daerah Dalam Kebijakan Covid-19
Kanselir Angela Merkel dan 16 gubernur negara bagian di Jerman, sepakat untuk memperketat aturan memakai masker pada Rabu (14/10/2020) malam. Mereka menutup bar lebih awal dan membatasi jumlah orang yang berkumpul di daerah dengan tingkat infeksi tinggi. Tetapi keputusan itu mungkin tidak akan cukup, kata kepala staf Merkel, Helge Braun, seperti dilansir dari televisi ARD.
"Kita harus menghentikan kenaikan yang terus menerus ini, lebih cepat lebih baik," kata Merkel. Ia menyebut bahwa negara-negara tetangganya di Eropa juga harus mengambil tindakan yang sangat drastis.
Minggu ini Belanda menutup bar dan restoran, dan Republik Ceko serta Irlandia Utara menutup sekolah.
Kementerian Kesehatan Ceko mengkonfirmasi lebih dari 9.500 kasus virus baru pada hari Rabu, lebih banyak 900 kasus dari rekor sebelumnya. Pada Kamis (15/10/2020), Pemerintah mengumumkan bahwa militer akan mendirikan rumah sakit Covid-19 di ibukota Praha.
“Kami harus membangun rumah sakit dengan kapasitas ekstra secepat mungkin,” kata Perdana Menteri Republik Ceko Andrej Babis. “Kami tidak punya waktu. Prediksi yang kami hadapi tidak bagus," katanya.
Sehubungan dengan ini, Gubernur negara bagian Bavaria di Jerman, mengatakan wilayahnya telah menerima permintaan untuk merawat pasien COVID-19 dari Republik Ceko.
Sementara itu, Prancis melaporkan lebih dari 22.000 infeksi baru pada Rabu. Presiden Emmanuel Macron memberlakukan jam malam kepada 18 juta penduduk di sembilan wilayah, termasuk Paris. Jam malam pada pukul 21.00 akan mulai berlaku pada Sabtu (17/10/2020) di Prancis.
Selain itu, negara Menara Eiffel akan mengerahkan 12.000 polisi untuk menertibkan aturan jam malam dan akan mengucurkan dana tambahan sebesar 1 miliar euro (lebih dari Rp 17 triliun) untuk membantu bisnis yang terkena dampak pembatasan sosial baru.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Kembali Meningkat, Eropa Berlakukan Pembatasan Baru
“Rekan kami mengira krisis kesehatan ini telah berlalu,” kata Perdana Menteri Prancis Jean Castex. “Tapi kita tidak bisa hidup normal lagi selama virus corona masih ada di sini,” tambahnya.
Aurelien Rousseau, Direktur Badan Kesehatan Masyarakat wilayah Paris, mengatakan hampir setengah dari tempat tidur perawatan intensifnya sekarang ditempati oleh pasien virus corona. Tempat tidur rumah sakit di Prancis terisi dengan cepat.
Sementara itu di Inggris, pemerintah memberlakukan aturan ketat pada daerah-daerah yang memiliki tingkat infeksi tinggi. Jutaan orang dilarang untuk saling bertemu dan mereka diminta untuk mengurangi perjalanan yang dianggap tidak terlalu penting.
Penulis : Tussie-Ayu
Sumber : Kompas TV