> >

Donald Trump Positif Covid-19, Prosedur Keamanan Presiden AS Dipertanyakan

Kompas dunia | 2 Oktober 2020, 13:29 WIB
Presiden AS Donald Trump dan istrinya Melania Trump dinyatakan positif Covid-19 (Sumber: AFP)

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Kabar Presiden AS Donald Trump yang positif Covid-19 mengejutkan seluruh dunia. Bagaimana bisa presiden sebuah negara adidaya di dunia, dengan akses sumber daya kesehatan tak terbatas, tetap tak terhindar dari virus corona.

Gedung Putih memiliki akses ke sumber daya yang hampir tidak terbatas. Sumber daya ini termasuk pasokan tes hasil cepat yang konstan. Namun demikian, semua fasilitas ini masih gagal menjaga keamanan presiden. Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana AS akan melindungi pekerja, siswa, dan masyarakat, terutama  saat bisnis dan sekolah dibuka kembali.

Seperti dilansir dari the Associated Press, staf senior Gedung Putih telah diuji untuk COVID-19 setiap hari, sejak dua orang yang bekerja di kompleks Gedung Putih dinyatakan positif pada awal Mei. Sejak saat itu, keamanan Gedung Putih terus ditingkatkan untuk mencegah presiden terpapar Covid-19. Setiap orang yang akan berhubungan dengan presiden, juga wajib melakukan tes cepat.

Baca Juga: Meski Positif Covid-19, Kondisi Donald Trump Baik-Baik Saja

Namun sejak hari-hari awal pandemi, para ahli telah mempertanyakan protokol kesehatan dan keselamatan di Gedung Putih. Mereka mempertanyakan mengapa banyak yang tidak dilakukan untuk melindungi sang panglima tertinggi AS.

Trump terus berjabat tangan dengan pengunjung, bahkan setelah pejabat kesehatan masyarakat memperingatkannya. Pada awalnya, Trump juga menolak untuk dites Covid-19. Selain itu, dia enggan mempraktikkan pedoman jarak sosial di pemerintahannya sendiri, karena takut terlihat lemah. Dalam beberapa kesempatan, dia seringkali menolak untuk memakai masker.

Trump bukan satu-satunya pemimpin dunia yang diketahui terjangkit virus tersebut. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pernah menghabiskan seminggu di rumah sakit, termasuk tiga malam dalam perawatan intensif. Johnson harus bernapas dengan bantuan tabung oksigen dan diawasi sepanjang waktu oleh petugas medis.

Baca Juga: Presiden AS Donald Trump Umumkan Dirinya Positif Covid-19

Kanselir Jerman Angela Merkel juga pernah mengisolasi diri, setelah seorang dokter yang memberinya vaksinasi dinyatakan positif terkena virus. Sedangkan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bekerja dari rumah setelah istrinya terpapar Covid-19.

Gedung Putih mendapat kekhawatiran pertama akan bahaya COVID-19 pada awal Maret, ketika setidaknya tiga orang yang kemudian dites positif, sempat bertemu dengan Presiden Trump di klub pribadinya di Florida. Di antara orang-orang yang positif itu adalah anggota delegasi presiden Brasil, yang duduk satu meja dengan Trump.

Baca Juga: Pejabat Tinggi Gedung Putih Dinyatakan Positif Covid-19

Pada pertengahan Maret, ketika virus terus menyebar ke seluruh negeri, Gedung Putih mulai mengukur suhu semua orang yang memasuki kompleks Gedung Putih. Kemudian pada bulan April, mulai dilakukan tes cepat COVID-19 untuk semua orang yang akan bertemu dengan presiden. Sedangkan semua staf Presiden diuji sekitar sekali dalam seminggu.

Seringnya tes dilakukan, memberi kesan palsu bahwa Gedung Putih aman dari Covid-19. Namun berapa pun banyaknya tes yang dilakukan, tidak akan efektif menghindarkan Trump dari Covid-19, jika masih ada keengganan untuk mengikuti protokol Covid-19, seperti mengenakan masker.

Kemudian hal yang dikhawatirkan pun sedikit demi sedikit menjadi kenyataan. Pada tanggal 7 Mei, Gedung Putih mengumumkan bahwa seorang anggota militer yang bertugas sebagai salah satu pelayan pribadi presiden, dinyatakan positif terkena virus. Sehari kemudian, sekretaris pers Wakil Presiden Mike Pence juga dinyatakan positif Covid-19.

Meski begitu, Trump masih saja mengatakan dia tidak khawatir tentang penyebaran virus di Gedung Putih. Namun para pejabat kembali meningkatkan protokol keselamatan untuk kompleks Gedung Putih. Mereka memerintahkan semua orang yang memasuki sayap barat untuk mengenakan masker.

"Saya pikir (virus) itu tertahan dengan sangat baik," kata Trump kepada wartawan pada 11 Mei.

Tetapi pada bulan Juni, kekhawatiran di Gedung Putih kembali menghilang, bahkan ketika semakin banyak orang yang dinyatakan positif terkena virus.

Pada 3 Juli, Kimberly Guilfoyle, yang berpacaran dengan putra tertua Trump, Donald Trump Jr., dinyatakan positif di South Dakota sebelum pertunjukan kembang api Hari Kemerdekaan di Gunung Rushmore.

Guilfoyle, mantan wartawan Fox News yang bekerja untuk kampanye Trump, tidak pernah terbang dengan Air Force One dan tidak melakukan kontak langsung dengan presiden, meskipun dia melakukan kontak dengan banyak pejabat teras AS.

Pada bulan Juli, penasihat keamanan nasional Trump, Robert O'Brien, dinyatakan positif.

Meskipun saat ini tidak ada bukti bahwa Trump mengalami gejala berat, namun hasil tes positif juga menimbulkan pertanyaan tentang apa yang akan terjadi jika dia tidak mampu menjalankan tugasnya karena sakit.

Amandemen ke-25 Konstitusi menjelaskan prosedur ketika seorang presiden dapat menyatakan diri mereka "tidak dapat menjalankan kekuasaan dan tugas" kepresidenan. Jika Trump melakukan amandemen itu, dia harus mengirimkan catatan tertulis kepada Presiden Senat, Senator Republik Chuck Grassley dari Iowa, dan Ketua Parlemen Nancy Pelosi.

Wakil Presiden Pence akan menjabat sebagai pelaksana tugas presiden sampai Trump mengirimkan pernyataan tertulis ini.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU