Profil Ki Warseno Slenk, Dalang Bergelar Doktor dengan Gagasan Akuntabilitas Wayang
Seni budaya | 12 Desember 2024, 11:27 WIBSOLO, KOMPAS.TV – Ki Warseno Slenk, dalang kondang yang dikenal luas atas dedikasinya melestarikan seni wayang kulit, meninggal dunia pada Kamis (12/12/2024) pukul 04.30 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo.
Kabar tersebut tentu menjadi hal yang tidak mengenakkan bagi dunia pewayangan di Indonesia.
Ki Warseno Slenk tidak hanya dikenal sebagai maestro seni pewayangan, tetapi juga sebagai seorang intelektual yang mengangkat akuntabilitas dalam pagelaran wayang kulit ke ranah akademik.
Dalang yang memiliki nama lengkap Warseno Hardjodarsono ini merupakan satu dari sedikit dalang yang menyandang gelar doktor.
Lantas seperti apa sosoknya? Berikut profil dalang Ki Warseno Slenk.
Profil Ki Warseno Slenk
Lahir di Klaten, Jawa Tengah, pada 18 Juni 1965, Ki Warseno Slenk memulai perjalanan akademiknya di Universitas Tunas Pembangunan Solo sebelum menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Dilansir dari Tribun Solo, dalam disertasinya, ia menggagas konsep catur darma, yang menyoroti tanggung jawab seorang dalang tidak hanya kepada seni, tetapi juga kepada Tuhan, masyarakat, alam, dan kesejahteraan para pendukung pertunjukan.
Ki Warseno menekankan peran penting dalang sebagai agen perubahan. Menurutnya, dalang tidak hanya bertugas menyajikan hiburan, tetapi juga memiliki tanggung jawab moral dan sosial dalam membangun masyarakat.
"Akuntabilitas itu maksudnya ke depan dalang harus mempunyai tanggung jawab. Dampak sebagai dalangkan besar sekali. Karena dalang itu fungsinya sebagai agen perubahan," katanya dalam wawancara dengan Tribun Solo pada 2022 silam.
Baca Juga: Kabar Duka, Dalang Kondang Ki Warseno Slenk Meninggal Dunia di Usia 59 Tahun
“Studi apapun itu untuk mengimbangi kemampuan kita. Apalagi dengan gadget informasi sedemikian cepat, kalau dalang tidak mengikuti sedemikian rupa akan hilang akan musnah,” ujarnya.
Disertasi Ki Warseno tersebut mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNS, Joko Suharjanto, yang menyebut topiknya unik dan belum pernah diteliti sebelumnya.
“Ki Warseno meneliti tentang akuntabilitas dalang dalam pargelaran wayang kulit. Menarik, karena belum ada yang meneliti, harapan saya itu bisa menjadi semacam rujukan,” ujar Joko.
Kesimpulan dalam disertasi tersebut menegaskan bahwa seorang dalang harus menjamin kesejahteraan seluruh elemen yang terlibat dalam pertunjukan, termasuk sinden, pemusik, dan pengrawit.
Gagasan itu melahirkan konsep catur darma, yang menempatkan kesejahteraan sebagai salah satu pilar penting akuntabilitas seorang dalang.
"Ini Warseno, di antara dalang-dalang, yang baru doktor baru Ki Warseno," ucapnya.
Selain pencapaian akademik, Ki Warseno juga dikenal atas dedikasinya dalam melestarikan seni tradisional.
Salah satu momen yang berkesan adalah ketika ia mempersembahkan gendhing Jawa berjudul “Ibu Megawati” kepada Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, pada perayaan Bulan Bung Karno 2022. Lagu tersebut dipersembahkan sebelum ia menampilkan lakon “Bima Suci.”
Baca Juga: Pergelaran Wayang Kulit Tutup Acara HUT ke-79 MA, Hakim Agung Yanto jadi Dalang!
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti
Sumber : KompasTV/Tribun Solo