Penjelasan Sejarawan soal Weton Tulang Wangi yang Ramai, Apa Hubungannya dengan Satu Suro?
Seni budaya | 19 Juli 2023, 18:33 WIB"Jika seseorang itu lahirnya dalam jumlah hitungan tertentu, maka angka penjumlahan itu disebut dengan weton. Jadi, setiap hari dan 'pasaran' itu menandai watak seseorang manusia," ujar Tundjung, Selasa (18/7/2023).
Baca Juga: Perpaduan Kalender Jawa dan Islam, Lahirkan 1 Suro Bertepatan dengan 1 Muharram
Dalam pendekatan ilmu ‘titen’ beberapa weton disebut dengan weton tulang wangi.
Ilmu titen adalah pengetahuan yang berdasarkan pengamatan berulang sehingga dapat disimpulkan sebuah pola tertentu.
“Misalnya jatuh pada Senin Kliwon, maka ia memiliki weton yang disebut dengan weton tulang wangi atau juga disebut dengan balung kuning," ungkapnya.
Weton tulang wangi adalah orang yang memiliki daya tarik yang kuat hingga menyentuh alam gaib.
Tundjung menjelaskan, watak orang dengan weton tulang wangi umumnya peka dengan hal-hal yang tidak kasat mata.
Beberapa yang termasuk weton tulang wangi, seperti Senin Kliwon, Rabu Kliwon, Selasa Legi, Kamis Wage, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Peringatan Malam 1 Suro di Solo, Keraton Surakarta Punya Tradisi Jalan Kaki bareng Kerbau Bule
Lantas, apa hubungannya dengan Satu Suro?
Masyarakat Jawa percaya bahwa Satu Suro merupakan malam yang penuh hal-hal mistis, di mana roh para leluhur akan datang.
“Karena orang dengan weton tulang wangi ini punya kedekatan dengan makhluk halus, maka mereka yang memiliki weton itu bisa bersinggungan dengan roh-roh itu,” ujar Tundjung, seperti dikutip dari Kompas.com.
“Sehingga bisa berdampak pada energi negatif yang terserap olehnya,” sambungnya.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas.com