> >

Ladosan, Penyajian Makanan ala Raja Jawa di Acara Akad Nikah Kaesang dan Erina

Seni budaya | 10 Desember 2022, 10:43 WIB
Ilustrasi. Acara akad nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di Pendopo Agung Ambarrukmo di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta hari ini, Sabtu (10/10/2022), akan menyajikan menu makanan ladosan. (Sumber: kratonjogja.id)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Acara akad nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di Pendopo Agung Ambarrukmo di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta hari ini, Sabtu (10/10/2022), akan menyajikan menu makanan ladosan.

Hal itu diungkapkan Dani Wigung, pemilik Pengantin Production, penyelenggara pernikahan Kaesang-Erina.

"Menu makanan semuanya dari hotel. Memilih menu makanan ladosan, jadi satu orang satu menu makanan, konsepnya klasik kayak zaman dulu, satu-satu begitu, bukan famili ya," ujar Dani di Yogyakarta, Rabu (7/12/2022), seperti dilansir Kompas.com.

Baca Juga: Jelang Akad Nikah, Rumah Keluarga Erina Gudono Tampak Sepi

Arti Ladosan

Ladosan berasal dari kata ladosi yang berarti melayani dalam bahasa Jawa. Artinya, para tamu hanya tinggal duduk manis sementara para pramusaji akan melayani.

Dalam tradisi keraton terdapat istilah Ladosan Dhahar Dalem yang merupakan hidangan khusus Sultan dan keluarga, baik dalam pembuatan maupun penyajian. 

Setelah hidangan selesai dibuat, beberapa Abdi Dalem datang ke dapur keraton untuk memulai prosesi penyajian hidangan bagi Sultan. 

Dikutip dari laman kratonjogja.id, Sabtu (10/12/2022), secara umum Ladosan Dhahar Dalem terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk, dan buah-buahan dimasukkan dalam sebuah kotak dari kayu yang dinamakan jodhang

Jodhang kemudian dibawa dengan cara dipikul oleh dua orang Abdi Dalem Gladhag dan dipayungi dengan payung berwarna kuning keemasan.

Abdi Dalem Keparak juga turut mengiringi rombongan tersebut untuk membawa nampan berisi makanan dan minuman pendamping yang juga dipayungi.

Selain berfungsi untuk melindungi makanan, payung juga merupakan simbol permintaan perlindungan dari Tuhan agar makanan tersebut selamat sampai dihidangkan di depan Sang Raja. 

Baca Juga: Gus Miftah, Surya Paloh, Rizal Ramli Tak Hadiri Resepsi Kaesang-Erina, Ini Alasannya

Selain itu, ada pula istilah Ladosan Dhahar Kembul Bujana yakni sebuah tradisi makan mirip dengan tatanan fine dining yang mengadaptasi tradisi makan raja-raja Jawa di masa lampau.  

Dilansir laman kemdikbud.go.id, Ladosan Dhahar Kembul Bujana berarti jamuan makan bersama dengan pelayanan khusus.

Di zaman modern, ladosan biasanya dilakukan dengan para pramusajinya yang mengenakan pakaian adat yang identik dengan abdi dalem keraton. 

Para wanita mengenakan kemben dan kain jarik, sedangkan laki-laki mengenakan kemeja tradisional (peranakan), kain jarik, dan blangkon. 

Makanan dibawa oleh pramusaji dalam wadah kayu yang dipikul di pundak mereka, dibawa di belakang seorang punggawa yang berjalan di depan sambil memegang payung kuning kerajaan (songsong).

 

Penulis : Dian Nita Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU