Apa Arti FOMO, JOMO, FOBO dan YOLO? Ternyata Bukan Sekadar Bahasa Gaul
Lifestyle | 22 Agustus 2022, 11:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Istilah FOMO, JOMO, FOBO, dan YOLO seringkali digunakan oleh generasi milenial dan gen Z di sosial media.
FOMO, JOMO, FOBO dan YOLO adalah sebuah singkatan dari istilah bahasa Inggris yang disebut sebagai bahasa gaul.
Istilah-istilah ini bukan hanya sebatas bahasa gaul semata namun juga keadaan psikologis yang bisa menjerumuskan ke emosi negatif.
Orang yang mengalami FOMO, JOMO, FOBO dan YOLO bisa saja terjerumus ke dalam gaya hidup yang tidak baik.
Berikut Kompas.TV rangkum arti FOMO, JOMO FOBO dan YOLO, dilansir dari berbagai sumber, Senin (22/8/2022).
Baca Juga: Jangan Sampai Keliru, Mari Mengenal Istilah FOMO-JOMO
1. Arti FOMO
FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out yang artinya takut tertinggal.
Yang dimaksud takut tertinggal dalam istilah ini adalah persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik daripada orang tersebut.
Sosial media membuat pengalaman FOMO semakin buruk. Sebagian besar remaja dan dewasa muda mungkin sangat rentan terhadap efek ini.
Pasalnya, sosial media membuat orang lain lebih memposting dan menyebarkan kegiatan sehari-harinya sehingga menyebabkan perbandingan dan ketakutan yang kuat akan ketertinggalan.
FOMO pertama kali diperkenalkan pada tahun 2004 dan kemudian digunakan secara luas sejak 2010.
Istilah unik ini akhirnya masuk ke kamus Oxford pada tahun 2013.
Cara mengatasi emosi negatif dari FOMO adalah dengan fokus terhadap perkembangan dan kelebihan diri, berteman dengan orang positif, hingga berdamai dengan keadaan.
Baca Juga: Apa Itu Istilah FOMO-JOMO?
2. Arti JOMO
JOMO atau Joy of Missing Out adalah kebalikan dari FOMO. Istilah ini memiliki arti tetap senang meski tertinggal.
Namun, Psikolog Adi Dinardinata memperingatkan agar tidak salah kaprah memahami JOMO.
Orang yang yang "JOMO" bukan berarti sama sekali meninggalkan sosial media dan tak acuh dengan sekitar.
Adi mengatakan JOMO lebih pada sikap tetap merasa nyaman meskipun melewatkan banyak hal-hal yang sebenarnya tidak ingin dilewatkan.
"JOMO ini kalau tidak diedukasi dengan baik akan menyesatkan masyarakat untuk pindah dari yang ekstrem satu ke masalah yang ekstrem lain," ujar Adi, dilansir dari Kompas.com.
Orang yang mengklaim melakukan JOMO, kata Adi dengan tidak melakukan apapun dan tidak produktif juga bukan sikap yang tepat.
"Walaupun menikmati itu nggak bagus juga karena tidak produktif. Kita tidak mengejar apa yang kita inginkan, itu masalah juga, walaupun dia happy," terangnya.
Baca Juga: Yuks Kenalan Sama Bahasa Gaul Mimin Twitter BMKG
3. Arti FOBO
Istilah FOMO kemudian menginspirasi istilah unik lain seperti FOBO yakni Fear of Better Option yang artinya takut akan opsi lebih baik.
FOBO adalah situasi seseorang terjebak dalam pilihan-pilihan yang harus diambil ketika dihadapkan dengan suatu keputusan.
Orang tersebut secara obsesif akan memikirkan semua pilihan yang ada karena takut kehilangan opsi “terbaik” dan menyesal dikemudian hari.
Melansir laman ugm.ac.id, ini tanda-tanda seseorang sedang mengalami FOBO.
- Melakukan research yang berlebihan hingga menunda aktivitas dan lupa diri.
- Terus menunggu hingga bisa memiliki lebih banyak variasi opsi.
- Mengganti pilihan di menit terakhir karena merasa ada pilihan yang lebih baik.
- Tidak puas ketika sudah menyelesaikan pilihan.
- Memiliki penyesalan pada keputusan masa lalu.
Cara mengatasi FOBO adalah dengan menyadari gejalanya, membuat struktur prioritas dalam hidup Anda dan percaya akan keputusan yang telah diambil.
Baca Juga: Selasa Bahasa: Ketahui Penggunaan Kata Gaul "Kuy"
4. Arti YOLO
Anda pasti pernah mendengar mengenai YOLO atau You Only Live Once artinya kamu hanya hidup sekali.
Bagi sebagian orang, YOLO dijadikan sebuah mantra untuk tidak membuang-buang waktu dan lakukan apa yang diinginkan karena hidup hanya sekali.
Sikap YOLO bisa berdampak positif karena banyak orang akan lebih menikmati hidup daripada membuang waktu memikirkan pendapat orang lain atau keadaan yang mengikatnya.
Namun, tidak selamanya YOLO bersifat positif, sikap ini juga berdampak negatif bagi orang yang tidak bisa mengontrolnya.
Rupanya, YOLO juga menyebabkan perilaku yang lebih sembrono dan kurang sehat.
Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV, Berbagai Sumber