Heboh Usai Ikut Joget 'Ojo Dibandingke', Ini Cerita Winda Utami sang Juru Bahasa Isyarat HUT RI
Selebriti | 20 Agustus 2022, 14:26 WIBDiakui Winda, biasanya dia akan memerlukan naskah atau lirik lagu terlebih dahulu agar bisa berdiskusi dengan teman tuli dalam memilih padanan katanya.
"Lebih enak sih kita tahu, karena ada kayak kata-kata yang kita belum tahu isyaratnya, bisa tanya ke tulinya dulu. Cuma karena itu dadakan ya, sekeluarnya aja," ujarnya.
Baca Juga: Lagu ‘Ojo Dibandingke’ Karya Abah Lala Dapat Hak Cipta, Ini Aturan Royalti Musik
Bisindo
Perempuan yang telah mempelajari bahasa isyarat Indonesia (Bisindo) sejak 2011 itu menjelaskan dalam bahasa isyarat, ada tiga hal terpenting yakni isyarat, ekspresi, dan verbal.
JBI dalam penyampaiannya perlu menggambarkan situasi dalam acara tersebut dengan gerakan tubuh.
Winda menginterpretasikan dengan mengisyaratkan tiap-tiap alat musik yang digunakan, serta suasana yang terjadi agar dipahami pemirsa tuli.
“Masalah joget goyang sih itu sih reflek saja, karena saya menggambarkan situasi itu lagunya buat joget enak. Apalagi di situ menteri-menteri pada senyum, pada joget. Nah kalau saya kaku, diam saja, kan nanti situasinya ‘ada apa nih?’ Kan jadi aneh,” ujar Winda, dilansir dari Antara, Sabtu (20/8/2022).
Bisindo tidak seperti bahasa Indonesia pada umumnya yang memiliki pola SPOK (Subyek, Predikat, Obyek, dan Keterangan). Winda mengatakan dalam Bisindo, obyeknya didahulukan.
Misalnya pada lirik 'Wong kok ngene ojok dibanding-bandingke' (Orang seperti ini jangan dibanding-bandingkan).
Dalam Bisindo, akan diinterpretasikan “Orang seperti ini dibanding-bandingkan, jangan.”
Penulis : Dian Septina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Kompas.com, Antara