Kenali Coronaphobia, Gangguan Kecemasan Berlebih Selama Pandemi Covid-19
Lifestyle | 16 Februari 2021, 13:34 WIBSementara itu, Direktur Center for the Treatment and Study of Anxiety di University of Pennysylvania, Lily Brown, PhD mengatakan bahwa untuk membedakan kecemasan biasa dengan Coronaphobia, seseorang bisa menggunakan perilaku pandemi sebagai penanda.
Gunakan sejumlah pertanyaan dasar untuk mengetahui seberapa besar kecemasan yang dialami.
“Pada dasarnya, apakah Anda dapat melakukan hal-hal yang perlu Anda lakukan untuk menjalani kehidupan yang relatif memuaskan? Apakah Anda dapat terhubung dengan orang lain? Apakah Anda dapat membeli bahan makanan untuk seminggu? Apakah Anda dapat memenuhi tugas pekerjaan jika Anda sudah bisa mempertahankan pekerjaan?," kata Brown.
Brown mengatakan bahwa gangguan kecemasan terjadi saat kecemasan tersebut mulai meluas hingga menghambat kehidupan sehari-hari dan menghambat pemenuhan kebutuhan harian.
Ia menegaskan bahwa di masa pandemi ini kebanyakan orang merasa cemas. Namun, jika Anda mulai mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban atau kebutuhan Anda karena takut tertular virus, hal tersebut mungkin merupakan indikasi dari coronaphobia.
Baca Juga: Viral Janda Cianjur Melahirkan Tanpa Hamil, Ini Penjelasan Medisnya
Siapa yang berisiko
Brown dalam penelitiannya mengatakan bahwa selama pandemi rata-rata wanita melaporkan lebih banyak kecemasan ketimbang pria. Selain itu, orang yang lebih muda juga cenderung mengalami peningkatan kecemasan karena pandemi yang membuat masa depan tidak pasti.
Brown mengatakan bahwa kelompok tersebut harus mulai waspada dengan coronaphobia.
“(Kelompok ini) secara khusus harus benar-benar waspada apakah mereka mulai mengalami salah satu gangguan fungsional,” ujar Brown.
Menurutnya, jika seseorang merasa terlalu cemas, segera cari dukungan tambahan atau pergi ke psikolog.
Agar tidak mudah terserang coronaphobia, menjaga kesehatan fisik selama pandemi mungkin bisa sedikit mengobati rasa cemas. Selain itu, mulailah menyisihkan waktu untuk bersantai, terhubung dengan orang lain juga bisa menjadi pilihan.
Penulis : Fiqih-Rahmawati
Sumber : Kompas TV