> >

Malam Ini Puncak Hujan Meteor Quadrantids, Ini 4 Fakta Menariknya

Lifestyle | 4 Januari 2021, 02:00 WIB
Foto ini adalah Hujan Meteor, atau Quadrantids yang difoto di Tembok China pada 3 Januari 2020 dan akan hadir kembali di angkasa pada 3 - 4 Januari 2021. (Sumber: NASA/Cheng Luo)

Sedang titik perige di mana bulan berada di titik terjauh dari Bumi diperhitungkan terjadi pada pukul 09.20 WIB pada jarak 368.996 kilometer dari pusat Bumi. Bulan akan tampak lebih besar jika diamati dari Bumi dengan lebar sudut 32,4 menit busur.

Kondisi terbaik dalam mengamati hujan meteor adalah langit yang cerah dan gelap tanpa awan, tidak ada polusi cahaya dan medan pandang tidak terhalangi apapun.

"Hujan meteor ini hanya bisa disaksikan sejak pukul 03.00 dini hari hingga terbitnya fajar," tuturnya.

Bulan fase perbani awal akan terbit ketika tengah hari dan berkulminasi ketika Matahari terbenam. Fenomena yang terjadi adalah dapat menyaksikan penampakan Bulan sebelum Matahari terbenam hingga tengah malam ketika Bulan itu terbenam.

Pada periode setelah tengah malam itulah manusia bisa menikmati langit tanpa cahaya bulan dan minim polusi cahaya.

Fenomenanya berbeda saat bulan fase perbani akhir dimana pada periode atau fase ini bulan akan terbit tengah malam dan berkulminasi ketika matahari terbit. Fenomenanya adalah bulan masih dapat dilihat tergantung di langit meski matahari telah terbit dan bulan baru akan terbenam ketika tengah hari.

Kecepatan meteor jatuh 41 km per detik (km/detik)

Meteor-meteor Quadrantid memasuki atmosfer Bumi pada kecepatan 41 km/detik dan terkenal sering memproduksi meteor-terang atau fireball.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU