Bapanas Sebut Kelangkaan Beras Premium di Ritel Modern Bukan karena Program Bantuan Pangan
Ekonomi dan bisnis | 12 Februari 2024, 12:46 WIB“Bukan pengaruh pencoblosan. Kita sedang penuhi market,” ucapnya.
Baca Juga: Harga Beras Mahal, Kepala Bapanas: Januari-Februari Ini Kita Kekurangan 2,4 Juta Ton
Untuk menyambut panen raya yang diprediksi akan terjadi pada Maret 2024, Bapanas bersama Kementerian Pertanian (Kementan) dan semua pihak terkait akan berkoordinasi mempersiapkan penyerapan yang optimal, untuk mencegah jatuhnya harga di tingkat petani.
Selain itu, pada saat yang sama, pengisian Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dari produksi dalam negeri dapat terpenuhi dengan baik.
“Saat ini kita tengah mempersiapkan CPP jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga pada saat diperlukan, CPP tersebut dapat dimanfaatkan untuk intervensi antara lain penyaluran bantuan pangan, operasi pasar, dan keadaan darurat,” tutur Arief.
Arief menjelaskan, Bapanas tengah fokus mengerjakan lima aksi untuk menyeimbangkan ketersediaan beras sekaligus menjaga harga beras di tingkat nasional.
Pertama, mempercepat pembongkaran kapal beras dari luar negeri di beberapa pelabuhan.
Yang kedua, terus menjalankan distribusi beras komersial Bulog sebanyak 200.000 ton, termasuk 50.000 ton ke Food Station/Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
Baca Juga: Institut Teknologi PLN Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru, Bisa Langsung Jadi Pegawai
“Pasokan ke penggilingan akhir tahun lalu juga sudah 200.000 ton. Dua kali (sebanyak) 200.000 ton beras komersial ke penggiling padi,” tuturnya.
Aksi yang ketiga adalah terus-menerus mendistribusikan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) ke pasar tradisional dan ritel modern.
Keempat, terus mengerjakan Gerakan Pangan Murah (GPM) Nasional.
“Sebanyak 1,2 juta ton SPHP ke outlet. Stok PIBC di atas 34.000 ton,” sebutnya.
Aksi yang terakhir adalah memastikan bantuan pangan beras kembali mulai disalurkan pada 15 Februari 2024 setelah pencoblosan selesai.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV