> >

Tebar Banyak Bansos, Fasial Basri Nilai Jokowi Justru Gagal Sejahterakan Rakyat

Ekonomi dan bisnis | 6 Februari 2024, 05:50 WIB
Ekonom senior INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) Faisal Basri dalam diskusi publik INDEF di Jakarta, Senin (5/2/2024). Faisal Basri menilai banyaknya bantuan sosial (bansos) yang diberikan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), mencerminkan kegagalan dalam menyejahterakan rakyat Indonesia. (Sumber: Tribunnews.com)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, setiap program bantuan sosial sudah direncanakan dan dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pernyataan itu untuk menjawab pertanyaan wartawan soal banyaknya bansos yang diberikan pemerintah jelang Pemilu 2024.

Terbaru, pemerintah menyiapkan dana Rp11,25 triliun untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) guna memitigasi risiko pangan.

BLT itu diberikan pada periode Januari-Maret 2024, dan akan dicairkan sekaligus pada Februari sebesar Rp600.000 untuk tiga bulan.

Baca Juga: Bantah Politisasi Bansos BLT Jelang Pilpres, Jokowi: Sudah Disetujui DPR

Pencairan BLT tersebut dilakukan pada bulan yang sama dengan jadwal pencoblosan Pilpres 2024.

“Bansos adalah instrumen dalam APBN, yang telah dibahas bersama DPR dan disahkan menjadi undang-undang (UU) sebagai instrumen negara,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan yang disiarkan secara virtual, Selasa (30/1).

Dia menjelaskan, dalam APBN, bansos termasuk dalam anggaran program perlindungan sosial (perlinsos) yang terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 9,9 juta keluarga penerima manfaat (KPM), Kartu Sembako untuk 18,7 juta KPM, serta bantuan langsung tunai (BLT) El Nino untuk 18,6 juta KPM.

Anggaran perlinsos juga disediakan untuk subsidi BBM, listrik, bunga kredit usaha rakyat (KUR), hingga bantuan pangan.

Penyaluran bansos, lanjutnya, dilakukan oleh Kementerian Sosial dengan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Ditambah data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Baca Juga: Pengumuman! Ada BLT Baru di Februari, Cairnya Sekaligus Rp600.000

“Jadi, eksekutor untuk program seperti PKH dan Kartu Sembako itu melalui Kementerian Sosial. Kalau bantuan pangan dalam bentuk beras eksekutornya itu adalah Badan Pangan Nasional (Bapanas),” ujar Sri Mulyani.

Ia mengakui memang ada kenaikan anggaran perlinsos di 2024. Dari sebesar Rp476 triliun pada 2023 menjadi Rp493,5 triliun pada 2024.

“Kenaikan itu dibahas oleh pemerintah bersama DPR dan ditetapkan dalam UU. Jadi, kalau pemerintah menggunakan APBN, itu adalah uang APBN di mana sumber dan penggunaannya dibahas dan disetujui oleh DPR,” tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Tribunnews


TERBARU