Korea Selatan Resmi Masuki Jurang Resesi
Ekonomi dan bisnis | 23 Juli 2020, 11:30 WIBSEOUL, KOMPAS TV - Korea Selatan atau Korsel resmi memasuki jurang resesi pada kuartal II tahun 2020. Ini merupakan kali pertama sejak 17 tahun terakhir resesi menghantam negeri ginseng tersebut.
Penyebab resesi tak lain karena dampak pandemi virus corona atau Covid-19, sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan paling dalam dari sisi ekspor selama dua dekade.
Anjloknya ekspor Korea Selatan karena kebijakan pemerintah setempat yang menerapkan pembatasan sosial demi mencegah penyebaran Covid-19. Keputusan pemerintah Korea Selatan itu mengakibatkan lumpuhnya kinerja pabrik.
Baca Juga: Singapura Masuk Jurang Resesi, Apa Dampaknya Bagi Indonesia?
Pada Kamis (23/7/2020), Bank of Korea mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel terjun 3,3 persen pada kuartal II atau periode April-Juni dibanding kuartal sebelumnya yang terkontraksi 1,3 persen.
Penurunan pertumbuhan ekonomi pada kuartal tersebut bahkan menjadi yang terburuk setelah resesi yang terjadi pada 1998 silam.
Sedangkan kinerja ekspor yang diketahui menyumbang hamper 40 persen perekonomian Korsel, juga mengalami penurunan 16,6 persen. Ini menjadi yang terburuk sejak 1963.
Adapun impor terjungkal sebesar 7,4 persen. Kemudian investasi konstruksi turun 1,3 persen, sedangkan investasi modal turun 2,9 persen.
Baca Juga: Singapura Resmi Masuk Jurang Resesi
Output dari sektor manufaktur dan jasa pun turun masing-masing sebesar 9,0 persen, dan 1,1 persen.
Hanya konsumsi rumah tangga yang mengalami kenaikan sebesar 1,4 persen. Itu terjadi berkat bantuan uang tunai yang diberikan pemerintah, sehingga mendorong pengeluaran masyarakat untuk berbelanja makanan, pakaian, dan kegiatan rekreasi.
"Guncangan virus corona mempercepat perlambatan ekonomi Korsel yang sudah turun sejak 2017," kata Direktur Bank of Korea, Park Yang-Soo.
Sementara itu, Menteri Keuangan Korsel, Hong Nam-Ki, mengatakan penutupan ekonomi global yang belum pernah terjadi sebelumnya melumpuhkan jalur produksi luar negeri Korsel ke Vietnam dan India.
Baca Juga: Komite Covid-19 Melawan Kurva Pandemi, Resesi, dan Utang
Lebih lanjut, Hong Nam-Ki menambahkan, perekonomian Korsel kemungkinan baru akan pulih pada kuartal ketiga.
"Mungkin kita melihat rebound seperti Cina pada kuartal ketiga ketika pandemi melambat dan aktivitas produksi di luar negeri, sekolah dan rumah sakit berlanjut," ujar Hong.
Berbagai ekonom juga melihat tanda-tanda ekonomi terbesar ke empat Asia ini akan mampu berbalik pada kuartal ketiga tahun ini.
Mereka menyebut bahwa ekspor telah menyentuh level terendahnya pada periode April-Juni atau sudah lewat.
Baca Juga: Survei SMRC: Masyarakat Anggap Indonesia di Ambang Resesi
"Saya yakin ekonomi Korsel akan pulih pada paruh tahun kedua tahun ini," ujar Ekonom Senior Societe Generale, Oh Suk-Tae.
Sebagai informasi, pemerintah Korsel telah meluncurkan sekitar 277 triliun won (US$ 231 miliar) sebagai stimulus untuk mengatasi dampak ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona atau Covid-19.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV