> >

DPR Minta Pemerintah Bangun Big Data di Sektor Pariwisata, Apa Keuntungannya?

Ekonomi dan bisnis | 4 Juli 2020, 09:43 WIB
Obyek wisata Tirta Gangga, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali. (Sumber: KOMPASTV/KARANGASEM KD)

Pemerintah bisa melihat daerah mana saja yang pariwisatanya perlu perbaikan maupun promosi.

Hal ini demi menggenjot nilai pariwisata daerah. Dengan begitu, negara bisa menentukan target pencapaian dalam dunia pariwisata. 

"Yang terakhir kita juga bisa menentukan program, kita bisa menentukan goals. tadi Bang Putra menyampaikan swot," kata Abdul.

Baca Juga: Pariwisata Indonesia Sambut New Normal

"Dari sana nanti kita bawa ke smart, spesific, measureable, achieveable, relevant dan ada time-bound."  

Pada kesempatan itu, Abdul hakim juga menyodorkan perlunya keberadaan  Indonesia Tourism Fund.

Menurutnya, keberadaan lembaga ini penting agar Indonesia memiliki dana talangan saat menghadapi krisis seperti Covid-19. 

Ia mengungkapkan potensi dana, bisa berasal dari perusahaan rintisan raksasa atau unicorn, tourism investment dan spending para turis. Kementerian Pariwisata berperan untuk mengatur besaran dana dan mengelola dana tersebut. 

Baca Juga: Jokowi Tinjau Konsep Pariwisata Normal Baru di Banyuwangi

"Jadi, kementerian ini merumuskan regulasi pengelolaan dana CSR, besarannya berapa kemudian nanti ditaruh di mana dan caranya bagaimana, termasuk ada sistem digital dalam pengelolaan dana CSR ini," kata Abdul. 

Usulan lain, adalah  sertifikasi destinasi wisata yang bebas Covid-19  dan pembangunan super apps wisata Indonesia.

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU