Ekonom: Harga BBM Harusnya Turun Jadi di Kisaran Rp4.500 Per Liter
Kompas bisnis | 6 Mei 2020, 10:12 WIBHarga tersebut berpotensi lebih rendah jika Kementerian ESDM menurunkan biaya konstanta atau alpha pengadaan, penyimpanan, dan distribusi dan margin perusahaan penyalur BBM.
“Sedangkan kalau konsumsi menengah atas mereka bisa pulih sendiri konsumsinya asal wabah Covid-19 ini sudah reda dan restriksi dicabut,” tuturnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar 2,97%.
Adapun kelompok pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini.
Kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,56%. Selain itu, penopang pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh PMTB (Investasi) dengan kontribusi 0,56%.
Baca Juga: Pengamat: Harga BBM Bisa Turun sampai 50%
Ekonom Eric Sugandi mengatakan, terkait harga BBM dan tarif listrik PLN seharusnya memang turun jika mengikuti harga pasar minyak mentah saat ini.
Eric menambahkan, di tengah pandemik masyarakat kelas menengah atas dan atas cenderung mengurangi konsumsi ketika menghadapi ketidakpastian.
Menurutnya, mereka bukan prioritas utama belanja pemerintah. Namun pemerintah bisa menargetkan kelas ini untuk penjualan Surat Berharga Negara (SBN) misalnya syariah.
Mereka mungkin akan tertarik untuk berinvestasi pada asset yang memberikan kepastian return dengan nilai yang relatif tinggi daripada tabungan dan deposito.
“Hasil penjualan SBN juga akan membantu pembiayaan defisit APBN,” kata Eric.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV