Garuda Turunkan Harga Tiket Pesawat untuk Jemaah Haji Jadi Rp32,7 Juta, Ini Penjelasan Dirut
Kebijakan | 15 Februari 2023, 10:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menyatakan, pihaknya bersama Kementerian Agama (Kemenag) sudah sepakat untuk memangkas tiket penerbangan haji, dari Rp 33,4 juta per jemaah menjadi Rp 32.743.992 juta per jemaah.
Menurutnya, besaran biaya tersebut sudah mempertimbangkan tiga hal besar. Yakni harga avtur, biaya sewa pesawat, dan kurs dollar AS.
"(Ini) Penawaran terakhir dari Garuda, karena ini bukan hanya termasuk tiket saja, tetapi juga hal-hal yang terkait dengan hal di luar penerbangan itu sendiri, baik bagasi maupun pengantaran jemaah ke lokasi asrama, ke airport, maupun ke kembalinya," kata Irfan usai rapat dengan Komisi VIII DPR di Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Baca Juga: Biaya Haji Akan Diumumkan Pagi Ini, Anggota Komisi VIII DPR: Pasti di Bawah Rp50 Juta
Ia menjelaskan, Garuda dan Kemenag sudah tiga mengosiasikan tiket pesawat haji. Yaitu dari awalnya turun Rp 500.000, kemudian biaya turun lagi Rp 500.000, dan yang ketiga turun lagi Rp 212.900.
Irfan mengakui tiket pesawat sebesar Rp32,7 juta itu belum final. Tapi ia yakin, angkanya tidak akan berubah.
Hal ini mengingat Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang sempat menyampaikan ada 3 faktor lain yang masih akan dibahas dengan pemerintah, namun di dalamnya tidak termasuk lagi harga penerbangan.
"Belum diputuskan finalnya, tapi Alhamdulillah Garuda kemungkinan besar akan menggunakan angka yang tadi sudah disampaikan yaitu sebesar Rp 32,7 juta per penumpang. Nuansa yang ada (dalam rapat Panja) tadi adalah bisa diterima," ujar Irfan seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: DPR Tolak Kenaikan Biaya Haji Rp69 Juta karena Memberatkan: Jangan Sampai Niat Suci Terhalang Biaya
Saat masih dalam rapat, Irfan menjelaskan Garuda hanya mengambil keuntungan 2,5 persen dari harga tiket yang ditetapkan sebesar Rp32,7 juta.
"Jadi mohon pengertian, kita memang akan mengambil hanya 2,5 persen margin. Ada risiko di kita, tapi kita akan coba manage semaksimal mungkin," sebut Irfan.
Sementara itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan BUMN siap membantu menyelesaikan masalah biaya perjalanan haji yang terbebani oleh mahalnya harga avtur (bahan bakar pesawat).
Kementerian BUMN juga terus menjalin koordinasi dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas maupun Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
"Salah satu komponen besar adalah biaya avtur, dan tentu mengenai biaya haji yang sedang dibicarakan dengan Kemenag dan DPR, kami pada intinya terbuka untuk mereview mengenai perjalanan haji," ujar Erick dalam siaran pers, Selasa (14/2/2023).
Baca Juga: Konsumen Meikarta Bisa Dapat Pengembalian Dana Lewat Skema Titip Jual, Pimpinan DPR Ungkap Prosesnya
Erick menyampaikan persoalan harga avtur dapat memberikan dampak yang signifikan dalam ongkos keberangkatan haji. Mantan Presiden Inter Milan itu mengatakan BUMN berkomitmen penuh dalam membantu meringankan dan memudahkan masyarakat untuk beribadah ke tanah suci.
"BSI, membantu meringankan pengadaan gelang haji yang mungkin bisa menjadi sponsor. Ini masih tahap diskusi lebih jauh antara kami dengan Kemenag. Saya yakin, di bawah kepemimpinan Gus Yaqut, Kemenag terus memberikan pelayanan terbaik bagi para calon jamaah haji kita," kata Erick.
Adapun Garuda Indonesia akan mengangkut 50 persen Jemaah haji yang berangkat tahun ini. Persentase tersebut sudah disepakati antara pihak pemerintah Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi. Sedangkan 50 persen sisanya akan dibawa memakai maskapai dari Saudi Arabia.
Lantaran jumlah maskapai yang terbatas dan jemaah yang besar, Garuda berencana menambah pesawat sewa.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.com