Pedoman tersebut juga mendesak mereka yang mudik untuk mengurangi kontak dengan orang tua, terutama mereka yang memiliki kondisi medis yang mendasarinya.
Baca Juga: Jelang Imlek, 500.000 Orang Keluar-Masuk China Setiap Harinya
Selama beberapa minggu terakhir, pejabat di beberapa kabupaten pedesaan di provinsi Hunan, Shaanxi dan Heilongjiang telah mengeluarkan peringatan, dengan satu pemerintah daerah merekomendasikan orang-orang sebaiknya jangan mudik kecuali ada keperluan mendesak.
Kekhawatiran Xi Jinping itu mengindikasikan jika fasilitas Kesehatan dan obat-obatan di pedesaan China tidak memadai.
Zeng Guang, mantan kepala ahli epidemiologi China di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, mengatakan kepada para pejabat untuk fokus pada upaya manajemen pandemi. Misalnya seperti membuka bangsal Covid yang ditunjuk dan mendistribusikan obat-obatan ke pedesaan.
“Fokus prioritas kami sejauh ini berada di kota-kota besar,” kata Zeng dikutip dari Financial Times.
“Saatnya fokus ke pedesaan. Banyak lansia, sakit, dan cacat di pedesaan tertinggal dalam hal perawatan Covid,” ujarnya.
Baca Juga: Penduduk China Menyusut 850 Ribu Jiwa, Penurunan Populasi Pertama dalam Beberapa Dekade
Di sisi lain, arus mudik Imlek dapat memberikan dorongan ekonomi yang sangat dibutuhkan, karena konsumen China biasanya membelanjakan lebih banyak untuk makanan, alkohol, dan pakaian baru selama liburan.
“Kami akan melihat lebih banyak konsumen terlibat dalam pariwisata, yang dapat membantu meningkatkan pengeluaran secara keseluruhan,” kata Ernan Cui, analis konsumen China di Gavekal Dragonomics.
Tetapi penelitian Gavekal baru-baru ini juga menunjukkan, bahwa konsumen China tetap berhati-hati dengan banyak yang siap menunda pembelian karena takut diri mereka sendiri atau anggota keluarga tertular virus.
“Kelompok berpenghasilan tinggi, yang kurang terpengaruh oleh Covid dan sudah melihat manfaat dari pelonggaran pembatasan, lebih cenderung terlibat dalam 'konsumsi balas dendam',” kata Cui.
“Ini sudah terlihat di kota-kota seperti Beijing. Namun, kebanyakan orang masih sedikit berhati-hati," ujarnya.
Sampai saat ini, pemerintah baru sebatas mengimbau agar warga tidak mudik. Belum ada larangan yang konsekuensi hukum. Sehingga warga pun tetap memilih mudik.
Penulis : Dina Karina
Editor : Desy-Afrianti
Sumber :