Jelang Imlek, 500.000 Orang Keluar-Masuk China Setiap Harinya
Ekonomi dan bisnis | 18 Januari 2023, 17:51 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Sekitar 500.000 orang keluar-masuk China setiap hari, setelah otoritas setempat membebaskan warganya bepergian ke luar negeri sejak 8 Januari 2023 sebagai bagian dari pelonggaran protokol kesehatan antipandemi COVID-19. Apalagi, banyak warga China yang mudik jelang Tahun Baru Imlek.
Angka pelintas batas tersebut naik 48 persen dibandingkan saat China masih memberlakukan kebijakan nol kasus COVID-19.
"Angka itu baru seperempat dari situasi sebelum pandemi," kata Juru bicara Badan Imigrasi Nasional China (NIA) Lin Yongsheng seperti dikutip dari Antara, Rabu (18/1/2022).
Itu berarti, sebelum pandemi ada sekitar 2 juta orang yang keluar masuk China setiap harinya. Lin menyampaikan, sejak 8 Januari pihaknya membuka 3.200 unit loket permohonan keimigrasian yang mampu menerima 341.000 dokumen permohonan keluar-masuk perbatasan per hari.
Baca Juga: Imlek 2023, Ini Warna Keberuntungan di Tahun Kelinci Air untuk Percintaan hingga Karier
"Jumlah itu naik 130 persen dibandingkan saat pandemi," ujarnya.
Ia menyebutkan beberapa instansi keimigrasian di Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen, Zhuhai, dan Manzhouli sudah bisa memberikan pelayanan cepat kepada pemohon, yakni kurang dari 30 menit.
Ia juga menyebutkan sekitar 65 juta warga China telah keluar-masuk negara tersebut sepanjang 2022 atau berkurang 10 juta dibandingkan 2021.
Kemudian ada sekitar 47 juta warga Hong Kong dan Makau serta 4,5 juta warga negara asing telah keluar-masuk China pada 2022.
Sementara itu di dalam negeri, diperkirakan akan ada 2,1 miliar perjalanan orang atau trip selama musim mudik libur Tahun Baru Imlek ke berbagai daerah di China yang dikenal dengan istilah Chunyun.
Baca Juga: 7 Larangan di Hari Pertama Imlek yang Dipercaya Bisa Bawa Sial, Keramas hingga Cuci Pakaian
Kantor Informasi Dewan Pemerintahan China mengumumkan Chunyun 2023 berlangsung selama 40 hari mulai 7 Januari hingga 15 Februari.
Kementerian Transportasi China (MOT) dalam jumpa pers tersebut memperkirakan, akan terjadi 2,09 miliar perjalanan penumpang selama musim Chunyun tahun ini atau meningkat 99,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Penumpang pesawat dan kereta api serta pengguna jalan raya akan meningkat 70,3 persen dibandingkan sebelum pandemi pada 2019," kata penanggung jawab Chunyun 2023 di MOT, Xu Chengguang, dikutip dari Antara.
Otoritas China kini telah mengimplementasikan kebijakan baru antipandemi COVID-19 yang lebih longgar.
Para pemudik sudah tidak lagi diwajibkan menunjukkan hasil tes negatif COVID-19 dan tidak menggunakan kode kesehatan. Alat pengatur suhu di bandara dan stasiun kereta api juga sudah tidak lagi dipasang.
Baca Juga: Simak Ide Angpau Selain Uang Tunai untuk Rayakan Imlek 2023
Pelaku perjalanan internasional tidak lagi diwajibkan karantina setibanya di China.
"Para pelajar dan mahasiswa yang mengisi libur semester di berbagai daerah di China itu juga memberikan kontribusi sebesar 55 persen," ujarnya.
Mudik selama Imlek di China merupakan yang terbesar di dunia, mengingat jumlah penduduk China lebih dari 1 miliar jiwa dan semuanya merayakan Imlek.
MOT akan bekerja keras menghadapi lonjakan arus mudik yang terjadi di tengah lonjakan kasus positif COVID-19 untuk menjamin kelancaran dan keselamatan perjalanan miliaran jiwa warga China.
"Chunyun 2023 penuh ketidakpastian dan tantangannya juga kompleks," sebut Xu.
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber : Antara