Kenaikan Harga Telur Berlanjut Sampai September, Peternak: Ada Dugaan Pemain Besar
Ekonomi dan bisnis | 24 Agustus 2022, 09:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN) Alvino Antonio menyatakan, harga telur mulai naik signifikan pada sejak 10 Agustus 2022 lalu, sebesar Rp1.500. Sehingga kini harga telur mencapai Rp33.000 per kg.
Menurutnya, kenaikan itu akibat adanya pencairan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
"Itu karena ada bansos. Ada serapan dari pemerintah lewat Kemensos, berupa barang. Telur itu bisa diambil di toko-toko yang ditunjuk," kata Alvino kepada Presenter Kompas TV Timothy Marbun, dalam dialog Sapa Pagi, Rabu (24/8/2022).
"Jadi demand nya naik saat suplai kurang," tambahnya.
Alvino menjelaskan, pasokan ayam petelur yang dimiliki peternak berkurang akibat pandemi. Apalagi saat harga telur sempat anjlok hingga Rp18.000 per kg beberapa waktu lalu. Banyak peternak yang gulung tikar.
Baca Juga: Harga Telur mahal, Peternak: Tidak Sepenuhnya Untung
Namun, Ia juga menduga ada pihak yang memang sengaja memainkan harga telur dalam kondisi saat ini.
"Info yang kami terima, sempat ada pembeli yang mau memborong telur seharga Rp29.000 dalam jumlah besar. Namun peternak tidak sanggup memenuhinya," ungkap Alvino.
"Ada dugaan pemain besar yang mau naikkan harga. Karena telur kan tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama," lanjutnya.
Alvino menyampaikan, dalam kondisi normal harga telur di tingkat konsumen seharusnya lebih mahal hanya sekitar Rp3.000-Rp4.000 per kg. Lantaran ada faktor penyusutan dan biaya transportasi.
Saat ini, harga di tingkat peternak Rp27.000. Sehingga harusnya paling mahal harga di tingkat konsumen Rp31.000. Namun nyatanya, ada pedagang yang menjual hingga Rp34.000 per kg.
Baca Juga: Peternak Girang Harga Telur Rp33.000/Kg, Bos ID Food: 6 Bulan Lalu Mereka Nangis
Ia memprediksi kenaikan harga telur masih akan berlangsung sampai September, mengikuti masa pencairan bansos.
"Kami senang harga telur naik, jadi kami bisa cepat recovery. Tapi kami juga tidak mau harga terlalu tinggi. Kami khawatir konsumen keberatan dan suatu saat harga telur bisa jatuh lagi," tuturnya.
Ia pun meminta pemerintah jangan memberikan bansos sekaligus, karena bisa berimbas pada kenaikan harga bahan pangan.
"Kalau ada bansos jangan dirapel. Kalau dirapel akibatnya bisa seperti ini," ucapnya.
Sebagai informasi, BPNT diberikan kepada 17,4 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan total dana sebesar Rp2,4 juta selama 1 tahun. Dana itu diberikan secara bertahap, salah satu tahap nya adalah Juni-Agustus 2022.
Baca Juga: Harga Telur Ayam Masih Tinggi, Warga Beralih Beli telur Retak
Dana yang diterima KPM harus ditukarkan dengan bahan pangan di toko atau warung yang sudah ditunjuk pemerintah.
Uang bansos itu tidak hanya dapat dibelanjakan untuk beras dan telur saja, namun juga untuk sumber karbohidrat, protein dan vitamin lainnya seperti jagung, daging ayam, daging sapi, kacang-kacangan, sayur atau buah.
Untuk telur, biasanya per KPM menerima sebanyak 1 kg atau ada juga yang menerima 1 1,8 kg. Sehingga jika dikalikan dengan 17,4 juta KPM, maka diperkirakan memerlukan telur 17.400 ton - 31.320 ton.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV