Emmanuel Macron Sebut Rusia Gunakan Krisis Pangan sebagai Senjata Perang
Ekonomi dan bisnis | 27 Juli 2022, 14:47 WIBBaca Juga: Kenaikan Harga Pangan Bisa Lanjut Sampai 2023, Jutaan Orang Terancam Kurang Gizi
Sementara itu, Rusia menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan dan justru menyalahkan sanksi Barat karena memperlambat ekspor pangan dan pupuknya. Moskow juga menyalahkan Ukraina karena memasang ranjau di dekat pelabuhannya.
Pekan lalu, Uni Eropa (EU) melonggarkan sanksi terhadap sejumlah bank Rusia yang memungkinkan pelonggaran hambatan pada perdagangan pangan dan pupuk secara global.
Setelah pelonggaran sanksi, negara-negara Uni Eropa akan bisa mencairkan sumber-sumber ekonomi --yang sebelumnya dibekukan-- milik bank-bank utama Rusia pemberi pinjaman.
Yaitu VTB, Sovcombank, Novikombank, Otkritie FC Bank, VEB, Promsvyazbank, dan Bank Rossiya. Hal itu dilakukan di tengah kritik negara-negara Afrika atas dampak sanksi Barat terhadap pasokan dan harga pangan dunia.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Efek Rusia-Ukraina, Subsidi Energi RI Siap-siap Membengkak
Menurut mereka, sanksi seperti itu semakin telah memperburuk penurunan pasokan pangan, yang sebelumnya diakibatkan invasi Rusia ke Ukraina serta pelabuhan-pelabuhan yang terblokir di Laut Hitam.
Di sisi lain, bank BUMN Rusia, Sberbank, akan dikenai pembekuan pada aset-asetnya kecuali yang terkait sumber daya yang diperlukan untuk perdagangan pangan.
Rancangan aturan menyebutkan bahwa uang bisa dicairkan setelah ditentukan bahwa dana atau sumber-sumber ekonomi seperti itu penting untuk membeli, mengimpor, atau pengangkutan produk-produk pertanian dan pangan, termasuk biji-bijian dan pupuk.
Berdasarkan perubahan sanksi, UE juga berencana memfasilitasi ekspor pangan dari pelabuhan-pelabuhan Rusia.
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Antara