> >

Batal Diakusisi Elon Musk, Pendapatan Twitter Menurun

Ekonomi dan bisnis | 25 Juli 2022, 05:44 WIB
Profil Twitter Elon Musk terlihat pada smartphone yang ditempatkan di depan logo Twitter yang dicetak dalam ilustrasi. Foto ini diambil pada 28 April 2022. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Setelah drama panjang terkait akuisisi Twitter yang batal oleh Elon Musk, perusahaan media sosial itu mengumumkan pendapatan iklan digital mereka menurun.

Twitter mencatatkan pendapatan iklan digital sebesar 1,08 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 16 triliun, di bawah perkiraan Wall Street senilai 1,22 miliar dolar AS.

Turunnya pendapatan iklan juga ikut membuat pendapatan perusahan di kuartal kedua 2022 juga di bawah ekspektasi, yaitu 1,18 miliar dolar AS. Jumlah itu turun dibanding tahun lalu, yang senilai 1,19 miliar dolar AS.

Analis memperkirakan pendapatan Twitter pada kuartal kedua menembus 1,32 miliar dolar.

Baca Juga: Twitter Resmi Gugat Elon Musk, Sebut Bos Tesla Itu Sosok Munafik

"Twitter sekarang dalam posisi tidak bisa meyakinkan pengiklan bahwa bisnis iklan tetap kuat terlepas seperti apa nanti perseteruan dengan Musk di pengadilan," kata analis dari Insider Intelligence, Jasmine Enberg, seperti dikutip dari Antara, Senin (25/7/2022).

Saat ini, Twitter sedang mengajukan gugatan kepada Elon Musk ke Pengadilan Delaware, AS. Sidang kasus ini dijadwalkan berlangsung mulai Oktober.

Ketidakpastian itulah yang diduga membuat para pengiklan khawatir dan menimbulkan kekacauan di dalam perusahaan.

Pada kuartal ini, Twitter menyatakan jumlah akun bot dan sampah berada di bawah 5 persen. Angka tersebut mereka sebutkan sejak 2013.

Baca Juga: 15 Pekerja Kulit Hitam Gugat Tesla, Tuntutan Terbaru ada Diskriminasi Rasial di Perusahaan Elon Musk

Musk menjadikan jumlah akun bot dan sampah sebagai alasannya mundur dari kesepakatan bisnis tersebut. Bagi Musk, Twitter menyembunyikan jumlah sebenarnya.

Namun, Musk juga mencoba menghindar dari tuntutan hukum Twitter. Hal itu terbukti dari langkah Elon Musk mengajukan permohonan hukum ke Pengadilan Delaware, meminta pembatalan permintaan Twitter untuk mempercepat sidang tersebut.

Kuasa hukum Elon Musk menyebutkan dalam pengajuan hukumnya, bahwa permintaan Twitter terhadap pengadilan tidak dapat dibenarkan dan harus ditolak.

Dalam tuntutan Twitter, Twitter meminta agar pemilik SpaceX dan CEO Tesla itu bisa menyelesaikan akuisisi sesuai dengan kesepakatan harga 54,2 dolar AS per saham.

Baca Juga: Satelit Starlink Milik Elon Musk Dapat Izin Labuh di RI, Khusus Layanan Perusahaan Ini

Twitter pun mengajukan agar persidangan dapat dimulai pada September 2022 mengingat perjanjian akuisisi dengan Elon Musk berakhir di 25 Oktober 2022.

"Permintaan mendadak dari Twitter dalam kurun waktu dua bulan untuk menyelesaikan akuisisi ini merupakan taktik baru dari upaya menutupi kebenaran terutama terkait adanya 'bot spam', cukup untuk membuat terdakwa mundur dari hal ini," ujar kuasa hukum Elon Musk menyebutkan alasan Pengadilan membatalkan gugatan Twitter.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Antara


TERBARU