Sulit Jual Minyak ke Eropa, Rusia Genjot Ekspor Minyak ke Afrika dan Timur Tengah
Ekonomi dan bisnis | 23 Juni 2022, 10:57 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV- Lembaga riset Refinitiv Eikon menyatakan, Rusia kini mencari pasar ekspor minyak baru, karena sulit menjualnya ke Eropa akibat perang.
Rusia meningkatkan pasokan bensin dan nafta ke Afrika dan Timur Tengah, sedangkan Asia sudah lebih dulu mengimpor minyak Rusia dalam jumlah besar.
Mengutip dari Antara, Kamis (23/6/2022), Eropa memang baru akan menerapkan embargo penuh pada minyak Rusia di akhir 2022. Namun saat ini mereka sudah mulai mengurangi impor dari Rusia.
Membuka pasar baru di Afrika dan Timur Tengah juga sangat penting intimidasi Rusia. Yaitu untuk melindungi pangsa pasar globalnya dan mencegah penurunan ekspor dan produksi minyak yang lebih dalam.
"Afrika dan Timur Tengah tampaknya menjadi pilihan utama bagi pemasok produk minyak Rusia, jadi kami memperkirakan lebih banyak pengiriman di sana pada paruh kedua tahun ini karena embargo Uni Eropa semakin dekat", seorang pedagang yang terlibat dalam perdagangan produk minyak Rusia.
Baca Juga: November Nanti, Jokowi Ajak Xi Jin Ping Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Rusia mengekspor lebih dari 2,5 juta barel per hari (bph) minyak mentah dan sekitar 2 juta barel per hari bahan bakar ke Eropa sebelum sanksi terhadap sektor keuangan Rusia, yang membuat perdagangan jauh lebih sulit.
Perusahaan minyak Rusia baru-baru ini meningkatkan pasokan bensin dan nafta ke Afrika dan Timur Tengah dari Baltik. Sebelum sanksi, sebagian besar pasokan Rusia ke wilayah tersebut berasal dari pelabuhan Laut Hitam.
Setidaknya lima kargo yang membawa sekitar 230.000 ton bensin dan nafta dipasok pada Mei-Juni dari pelabuhan Baltik Ust-Luga ke Oman dan ke pusat minyak Uni Emirat Arab Fujairah.
Secara total, pasokan nafta dan bensin dari pelabuhan Rusia ke Oman dan Uni Emirat Arab mencapai hampir 550.000 ton tahun ini dibandingkan dengan nol di seluruh tahun 2021.
Baca Juga: Joe Biden Akan Tangguhkan Pajak BBM, Harga Minyak Dunia Turun
Nigeria dan Maroko telah menjadi tujuan utama di Afrika untuk bensin dan nafta Rusia dalam beberapa bulan terakhir, sementara beberapa kargo juga dipasok ke Senegal, Sudan, Pantai Gading dan Togo.
Secara keseluruhan pasokan bulanan bensin dan nafta Rusia ke wilayah tersebut sekitar 200.000 ton selama beberapa bulan terakhir, termasuk volume yang dikirim dari penyimpanan di pelabuhan Latvia dan Estonia.
Pengiriman minyak diesel Rusia ke negara-negara Afrika telah mencapai 1 juta ton sejak awal tahun, naik dari 0,8 juta ton pada Januari-Juni 2021, dengan Senegal dan Togo sebagai tujuan utama. Pada Mei, kedatangan bahan bakar minyak Rusia di pusat minyak Uni Emirat Arab di Fujairah juga melonjak tajam.
Meskipun biaya pengiriman lebih tinggi, memasok produk minyak Rusia ke Afrika dan Timur Tengah membantu perusahaan perdagangan mempertahankan margin karena opsi untuk menjual kembali produk minyak di Eropa telah dibatasi karena sanksi.
Baca Juga: Tak Mau Kehilangan Pasar Terbesar di AS, TikTok Simpan Data Pengguna di Oracle
"Sohar (di Oman) dan Fujairah (di UEA) dapat menawarkan kapasitas penyimpanan dan pencampuran untuk semua barel ini, sementara pelabuhan Eropa mulai menolak produk minyak Rusia", kata sumber pasar yang terlibat dalam perdagangan produk minyak Rusia.
Sementara itu, pasar minyak Asia pun kini menjadi rebutan antara Rusia, Arab Saudi, dan Amerika Serikat. Ketiganya merupakan pemasok utama minyak ke Asia selama ini. Namun porsi minyak Rusia yang masuk ke Asia naik signifikan sejak perang Rusia-Ukraina, karena harganya yang murah setelah didiskon.
Refinitv menyebut, Asia selama ini membeli minyak mentah lebih banyak dari yang dibutuhkan. Mereka kemudian mengolahnya di kilang kemudian menjualnya kembali.
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara