Banyak Masyarakat Enggan Bayar Pajak, Sri Mulyani: Dikiranya Hanya untuk Bangun Tol
Ekonomi dan bisnis | 25 Maret 2022, 09:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, hingga saat ini banyak masyarakat yang belum mengetahui untuk apa saja pemanfaatan uang pajak.
Masyarakat masih banyak yang menganggap uang pajak hanya untuk pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan pelabuhan, bendungan, bandara, dan jalan tol.
Sri Mulyani menilai, hal itulah yang membuat masyarakat jadi enggan membayar pajak. Lantaran mereka merasa tidak membutuhkan bendungan, pelabuhan, dan tidak melewati jalan tol. Padahal, dengan adanya jalan tol akan tercipta ekonomi baru.
"Orang bayangannya (bayar pajak) untuk bangun infrastruktur, jalan tol. (Mereka bilang), 'Saya enggak makan jalan tol jadi aku enggak perlu, lah, bayar pajak'. Dikiranya pajak itu (hanya) untuk bangun jalan tol (saja)," kata Sri Mulyani dalam acara Spectaxcular 2022 yang diadakan Direktorat Jenderal Pajak, dikutip Jumat (25/3/2022).
Baca Juga: Jokowi Instruksikan Pembentukan Satgas Tanah IKN, Ini Tugasnya
Sri Mulyani menjelaskan, pemanfaatan uang pajak lebih dari sekadar untuk membangun infrastruktur. Masyarakat harus tahu uang pajak digunakan untuk subsidi listrik hingga menyalurkan bantuan sosial.
"Makan ketela rebus, itu pasti dimasak pakai elpiji. Charge HP pasti pakai listrik. Itu semuanya ada elemen subsidinya dari pajak. Jadi pajak itu hadir di hampir semua sisi kehidupan kita," tuturnya.
Pajak juga digunakan untuk menjaga keamanan negeri, infrastruktur pendidikan, dan infrastruktur kesehatan. Negara menggaji anggota TNI dan Polri, serta dokter-dokter di rumah sakit pemerintah dengan menggunakan uang pajak.
"Jadi orang memikirkan konsep pajak itu harus untuk bikin gedung yang tinggi, atau infrastruktur yang besar, bendungan, enggak juga," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Chairul Tanjung dan Erick Thohir Lapor Sudah Taat Pajak kepada Sri Mulyani
Uang pajak, lanjutnya, dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Ia mencontohkan, seluruh masyarakat merasa aman bepergian ke luar rumah, mencari nafkah, atau sekadar jalan-jalan, karena negara menjamin keamanan.
Banyak masyarakat di negara lain yang tidak bisa merasakan jaminan keamanan dari negara. Ada negara yang warganya takut ke luar rumah, ada negara yang mengalami krisis sehingga ditimpa kelaparan dan kemiskinan.
"Banyak yang mengatakan, 'Saya enggak merasakan tuh (manfaat pajak), so why should I pay? (jadi mengapa saya harus bayar pajak?)' Seolah-olah itu adalah tanggung jawabnya somebody else (orang lain). Padahal kalau kita lihat negara lain bahkan keamanan dasar saja enggak ada, itu kita bisa memelihara negara ini dari uang pajak," terangnya.
Baca Juga: Jangan Lupa, Rumah KPR Juga Harus Dilaporkan di SPT
Oleh karena itu, Kemenkeu pun terus mensosialisasikan pentingnya membayar pajak dan berbagai manfaat yang akan dirasakan rakyat. Karena faktanya, jalannya pemerintahan dan penyelenggaraan negara ini masih sangat bergantung pada pajak.
Sri Mulyani menyebut 80 persen penerimaan negara di APBN 2022 masih berasal dari pajak. Di mana target penerimaan pajak sebesar Rp1.506,9 triliun dari total target penerimaan negara sebesar Rp1.840,7 triliun.
Penulis : Dina Karina Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : KOMPAS TV