> >

Kementerian ESDM Bantah Program Biodiesel Sebabkan Minyak Goreng Langka

Kebijakan | 18 Februari 2022, 07:44 WIB
Presiden Joko Widodo meresmikan implementasi program Biodiesel 30 persen (B30). Peresmian dilakukan di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (23/12/2019). (Sumber: (KOMPAS.com/Ihsanuddin))

Pola konsumsi CPO dalam negeri seperti itu, lanjut Faisal, terus berlanjut tahun 2021.  Diperkirakan porsi untuk biodiesel akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan porsi CPO dalam biodiesel lewat Program B30 atau bahkan lebih tinggi lagi.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan tahun 2022 ini porsi CPO untuk industri biodiesel akan mencapai sekitar 43 persen dari konsumsi CPO dalam negeri, padahal pada tahun 2019 masih sekitar 37 persen.

Dalam satu sampai dua tahun ke depan boleh jadi porsi untuk biodiesel akan melampaui porsi untuk industri pangan.

Baca Juga: Penjelasan Indomaret soal Dugaan Penimbunan Minyak Goreng di Pringsewu

"Tentu saja pengusaha lebih cenderung menyalurkan CPO-nya ke pabrik biodiesel. Karena pemerintah menjamin perusahaan biodiesel tidak bakal merugi karena ada kucuran subsidi jika harga patokan di dalam negeri lebih rendah dari harga internasional," terang Faisal beberapa waktu lalu.

"Itulah dilema antara CPO untuk “perut” dan CPO untuk energi. Tak pelak lagi, kenaikan harga minyak goreng adalah akibat dari kebijakan pemerintah sendiri, karena selalu ada trade off (simalakama) antara CPO untuk “perut” dan CPO untuk energi," lanjutnya.

Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus

Sumber :


TERBARU