Hingga Oktober 2021, Utang Luar Negeri Indonesia Capai Rp6.038 T
Ekonomi dan bisnis | 14 Desember 2021, 11:38 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Bank Indonesia mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2021 sebesar 422,3 miliar dolar AS, atau setara Rp6.038 triliun (asumsi kurs Rp14.300).
Jumlah itu turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya atau September 2022, yang sebesar 423,8 miliar dolar AS.
Namun jika dibandingkan Oktober 2020, jumlah itu naik 2,2 persen.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan, ULN Indonesia terdiri dari ULN pemerintah dan ULN swasta.
Pada bulan Oktober 2021, posisi ULN Pemerintah tercatat sebesar 204,9 miliar dolar AS, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar 205,5 miliar dolar AS.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Keluar Rp15,6 Triliun per Tahun untuk Obati Penyakit akibat Rokok
"Penurunan posisi ULN tersebut terjadi seiring dengan beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman yang jatuh tempo di bulan Oktober 2021," kata Erwin dalam siaran persnya, Selasa (14/12/2021).
Erwin mengatakan, pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu.
Serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.
Adapun penarikan ULN dalam periode Oktober 2021 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah.
Mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,9 persen dari total ULN pemerintah), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,3 persen), sektor jasa pendidikan (16,5 pereen), sektor konstruksi (15,5 persen), dan sektor jasa keuangan dan asuransi (12,0 persen).
Baca Juga: Cukai Rokok Naik, Ini Daftar Lengkap Harga Rokok 2022
"Posisi ULN Pemerintah masih tergolong relatif aman dan terkendali jika dilihat dari sisi refinancing risk jangka pendek, mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN Pemerintah," jelas Erwin.
ULN swasta juga turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi ULN swasta tercatat sebesar 208,4 miliar dolar AS pada Oktober 2021, menurun dari 209,2 miliar dolar AS pada September 2021.
Begitu juga jika dibanding Oktober 2020 (year on year/yoy), ULN swasta turun 1 persen. Turunnya ULN swasta disebabkan ULN lembaga keuangan yang juga turu 5,8 persen (yoy).
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 76,8 persen dari total ULN swasta.
Baca Juga: OJK Sebut RI Punya Lebih Dari 2.000 Start Up, 8 Unicorn, dan 1 Decacorn
ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,3 persen terhadap total ULN swasta.
ULN Indonesia pada bulan Oktober 2021 adalah sebesar 36,1 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,0 persen.
ULN Indonesia juga didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 88,3 persen dari total ULN.
"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," tutur Edwin.
Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV