Dirut Baru PLN Pernah Jadi Caleg PDIP, YLKI: Yang Utama Kepentingan Konsumen
Bumn | 7 Desember 2021, 14:22 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Perusahaan Listrik Negara atau PLN kini punya nahkoda baru. Adalah Darmawan Prasodjo yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PLN, naik jabatan menjadi direktur utama menggantikan Zulkifli Zaini.
Terlepas dari latar belakangnya yang menekuni Ilmu Komputer hingga program doktoral di Amerika Serikat, Darmawan ternyata sempat menjadi Calon Legislatif (caleg) untuk PDI Perjuangan.
Mengutip pemberitaan Kompas TV, Dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 Darmawan maju sebagai caleg DPR RI dari PDIP untuk daerah pemilihan V Jawa Tengah yang meliputi Solo, Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali.
Kemudian pada 2015, PDIP menunjuknya untuk menggantikan Puan Maharani sebagai anggota DPR RI, dalam proses pergantian antarwaktu.
Namun, saat itu Darmawan menolak.
Baca Juga: Profil Dirut PLN Baru Darmawan Prasodjo, Pernah Gabung Kantor Staf Presiden
"Begitu Puan keluar itu kandidatnya Darmo (Darmawan Prasodjo). Mbak Puan penginnya dia, tapi Darmonya belum mau," kata politisi PDIP Aria Bima di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/9/2015) silam.
Di tahun 2015 juga, Darmawan menjadi Deputi I Bidang Pengendalian, Pembangunan , Monitoring dan Evaluasi Program Prioritas Kantor Staf Presiden hingga 2019.
Menanggapi hal itu, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyanto menyatakan, sosok Darmawan tetap memiliki kapabilitas dalam pengelolaan ketenagalistrikan.
Hal ini terlihat dari latar belakang pendidikan dan rekam jejak karirnya.
"Bagi konsumen, yang utama adalah bagaimana menjalankan perannya sesuai dengan tanggung jawab dan kewajiban yang diemban dengan mengedepankan kepentingan pelayanan pada konsumen," kata Agus saat dihubungi KOMPAS.TV, Selasa (7/12/2021).
Baca Juga: Kereta Cepat Dibangun Pakai Utang China Rp65 Triliun, Siapa yang Bayar?
YLKI berharap Darmawan mampu meningkatkan mutu pelayanan PLN, terutama dalam menjaga pasokan listrik di luar jawa.
"Darmawan juga punya PR untuk meningkatkan proses penanganan pengaduan secara cepat, efektif, mudah, dan berorientasi pada penyelesaian masalah win-win solution," ujar Agus.
Namun, pengamat BUMN Herri Gunawan punya pandangan berbeda. Herri menilai, penggantian Zulkifli Zaini oleh Darmawan Prasodjo lebih kental unsur politisnya.
Apalagi Zulkifli adalah bankir yang biasanya ketat dalam tata kelola perusahaan. Zulkifli Zaini adalah mantan Dirut Bank Mandiri.
"Karena Darmawan tidak punya track record korporasi, kecuali menjadi peneliti atau komisaris yang sebenarnya politis," ucap Herri kepada KOMPAS.TV.
Baca Juga: Erick Thohir Angkat Darmawan Prasodjo Jadi Dirut Baru PLN
"Apakah dia bagian dari PDIP? Memang sulit dibantah mengingat dia mantan caleg PDIP yang kebetulan gagal. Tentu PDI-P tidak mungkin menetapkan bakal caleg kalau tidak ada pertimbangan: anggota atau titipan," tambahnya.
Herri pun mengingatkan dampak buruk jika BUMN diisi orang partai. Orientasi BUMN tersebut akan berbeda, yaitu membawa kepentingan partai. BUMN pun akan menjadi simpul politik yang akhirnya akan merusak.
"Ini bikin rusak. Bukan hanya dari sisi kinerja, tapi juga tata kelolanya akan buruk," ucap Herri.
Baca Juga: Izin Penambangan Kini Terpusat, Ganjar: Kami di Daerah yang Pusing
Ia menyatakan ada 2 tantangan utama Darmawan yang harus diselesaikan di PLN. Yaitu penyelesaian beban utang, lantaran selama ini PLN hidup dari topangan modal dari pemerintah dan dana kompensasi listrik.
Serta target pencapaian energi ramah lingkungan. Yaitu dengan menghentikan operasi pembangkit listrik yang menggunakan energi fosil, dengan pembangkit yang menggunakan energi baru terbarukan.
Penulis : Dina Karina Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV